Dalam tiga tahun terakhir Dinas Kesehatan Kota (DKK) Kota Semarang mencatat kasus demam berdarah dengue (DBD) naik hingga tiga kali lipat pada tahun 2022.
- Wali Kota Salatiga Desak Segera Vaksinasi Anak 6-11 Tahun
- Angka Harapan Hidup Kota Semarang Lebih Tinggi Dari Rata-Rata Kota Besar Lainnya
- Sambut Imlek, 700 Warga Semarang Donorkan Darah
Baca Juga
Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, M. Abdul Hakam menyampaikan pada tahun 2022 total kasus DBD sebanyak 857 kasus dan 30 kasus diantaranya meninggal dunia.
Hakam menyebut untuk kasus kematian tertinggi berada di Kecamatan Semarang Barat, Ngaliyan, dan Tugu masing-masing lima kasus serta Kecamatan Gunungpati dengan empat kasus.
“Memang tipenya tiga tahunan itu pasti naik. 2020, 2021, 2022. 2022 naiknya hampir tiga kali lipat dibanding 2021,” kata Hakam, Selasa (10/1).
Hakam menyebutkan untuk kasus demam dengue, kasus tertingginya ada di Kecamatan Banyumanik hingga 712 kasus, sementara di Semarang Barat ada 615 kasus dan di Tembalang dengan 624 kasus. Sedangkan untuk kasus DBD dan DSS (Demam Shock Syndrome) kasus tertingginya ada di Kecamatan Tembalang hingga 121 kasus, Kecamatan Banyumanik ada 98 kasus dan Kecamatan Ngaliyan sebanyak 90 kasus.
“Ciri-cirinya orang demam, ada trombosit turun namanya demam dengue. Kalau disertai mimisan dan bercak merah namanya DBD. Sedangkan DSS, lebih parah dari DBD. Ada cairan yang sudah masuk ke paru-paru, bahkan penanganannya sampai bisa di rawat di ICU,” paparnya.
Saat ini Dinas Kesehatan juga tengah mencari cara untuk menekan komunitas nyamuk yang ada di Kota Semarang, mulai dari yang membawa virus dengue, cikungunya atau jenis lainnya.
Saat ini upaya untuk menekannya bisa dilakukan mulai dari lingkungan yakni PHBS, pengelolaan sampah dan snaitso total berbasis masyarakat (STBM).
Sementara dari segi manusianya bisa dengan meningkatkan imunitas. Bagi orang yang memiliki komorbid memang harus bisa dikendalikan.
Dinkes juga terus berupaya agar jangan sampai nyamuk-nyamuk ini bermutasi dan komunitas nyamuk harus diturunkan jumlahnya.
Rencananya, Kota Semarang akan menerapkan inovasi baru menggunakan virus wolbachia untuk menekan komunitas nyamuk dengue.
“Kami menunggu dari Kementerian Kesehatan. Harapannya, 2022 sudah bisa diterapkan wolbachia. Itu strategi yang kami pakai untuk menurunkan DBD,” pungkasnya.
- Anggota DPR-RI Bagikan 4000 PMT, Pastikan Balita Sehat Dimasa Pandemi
- Roy Suryo: Merokok itu Merusak Kesehatan, Fair Kalau Sponsorship untuk Olahraga Besar
- Ikut Vaksin Booster, Dapat Minyak Goreng Gratis