Kasus HIV AIDS di Solo Meningkat Tiap Tahun, Semester Pertama Tahun 2022 Ada 120 Kasus

Walikota Solo Gibran Rakabuming Raka ingatkan agar masyarakat lebih berhati-hati karena kasus HIV/AIDS di Kota Solo, terus meningkat setiap tahunnya. Kasus ini ibaratnya seperti fenomena gunung es.


Gibran yang juga Ketua Komisi Penanggulangan AIDS KPA Solo menyebut kenaikan jumlah kasus HIV /AIDS tidak hanya di kota Solo saja. Namun juga di berbagai daerah lainnya. 

"Semua kota naik ya (penderitanya). Dah pokoknya hati-hati. Sing durung tes cepet tes , yang udah ketahuan segera ditindaklanjuti," papar Gibran, Senin (29/8). 

Diketahui pada semester pertama tahun 2022 kasus HIV/AIDS di Kota Bengawan dan sekitarnya mencapai 120 kasus. Terdiri HIV 70 kasus, AIDS 50 kasus. 

Gibran menambahkan, edukasi kepada masyarakat terkait HIV/AIDS sangatlah diperlukan. Agar masyarakat juga memahami bagaimana cara penularan HIV/AIDS. 

"Ini memang harus edukasi biar warga dan semuanya harus diedukasi," imbuhnya. 

Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS KPA Solo Widdi Srihanto menjelaskan karena takut stigma negatif tentang HIV/AIDS, mereka yang menjalani tes biasanya memilih untuk menghilang. Kasus seperti ini  menjadi perhatian tersendiri.

"Kadang ada penderita baru, karena  takut distigma kemudian memilih menghilang. Mereka tidak terdeteksi di mana tempatnya. Kan kita harus menjaga privasi mereka," terangnya.

Dijelaskan Widdi, virus HIV/AIDS tidak menular melalui udara, air, keringat, air mata dan lain-lain seperti Covid-19. Namun penularan tersebut terjadi disebabkan karena kontak dengan cairan tubuh penderita, semisal saat berhubungan intim

"Penularannya karena ada kontak cairan tubuh penderita misalnya berhubungan seksual. Jadi hidup bermasyarakat (berinteraksi dengan penderita) itu tidak apa-apa," pungkasnya.