Kasus Terkonfirmasi Makin Melonjak, Pemprov Jateng Pinjamkan Balai Diklat Untuk Karantina

Kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Kota Semarang kembali mengalami lonjakan. Angkanya bahkan sampai 900 lebih pasien hingga per hari ini.


Kasus tindak asusila dan kekerasan terhadap anak dikatakan meningkat selama masa pandemi Covid-19.

Yayasan Setara Semarang bekerjasama dengan Unicef, dan lembaga perlindungan anak lainnya berupaya menanggulangi peningkatan kasus tersebut.

Dalam Webinar bertajuk 'Kidung Harapan Menembus Batas' gelaran Yayasan Setara Semarang, terdapat beberapa kasus asusila dan kekerasan yang terjadi selama pandemi.

Disebutkan bahwa, di Cilacap jumlah Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH) meningkat 10% dibandingkan sebelum terjadi pandemi.

Sementara data dari Lembaga Perlindungan Anak Klaten, hingga akhir tahun 2020 ini ada 80 anak yang berhadapan dengan hukum.

Selain itu, terdapat kasus tindak asusila kekerasan seksual di Klaten. Pelaku kekerasan seksual adalah ayah tiri yang terjadi pada bulan September dan Oktober 2020. Hal tersebut terjadi lantara sang ayah lebih sering berada di rumah akibat terkena PHK oleh perusahaan.

"Mereka terkena dampak luar biasa bila kita tidak melakukan perlindungan. Upaya pencegahan lewat pendidikan. Perlindungan efektif jadi pegangan kita agar anak-anak selamat," kata Manajer Program Yayasan Setara, Yuli Sulistyanto, Jumat (1/1).

Dia juga menuturkan bahwa anak-anak sangat rentan di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Oleh karena itu, pihaknya membuat Aplikasi Pemetaan Kelompok Rentan (Apemketan) Anak dan Perempuan.

Hingga November 2020, terdapat 253.000 orang yang mengisi aplikasi itu. Sebagian besar baru dari Kota Semarang dan Kabupaten Klaten.

"Ini adalah aplikasi pertama di Indonesia untuk identifikasi kelompok rentan. Sebab baru akan ada respon jika tersedia data," terangnya.

Menurut Yuli, selama pandemi Yayasan Setara berusaha memperkuat keterampilan anak-anak. Dalam proses 9 bulan, sejak pandemi Covid-19 melanda, lanjutnya, semua anak-anak di keluarga dan masyarakat punya dukungan psikososial dan perlindungan anak.

"Anak-anak yang ikut kelas webinar yang digelar Yayasan Setara, mereka mampu berkampanye pada sebayanya. Ada 92 konten kegiatan yang diikuti lebih dari 32.765 peserta. Isinya konten tentang kecakapan hidup, layanan pengasuhan, dan lainnya" jelasnya.

Sementara itu Kepala Seksi Rehabilitasi Sosial Anak dan Lanjut Usia Dinas Sosial Jateng, Heksa Sari Ratna Dewi, menjelaskan banyak kegiatan yang dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

"Jaring pengaman ekonomi dan jaring pengaman sosial dari Dinas Sosial Jateng sebesar Rp1,137 miliar. Dana itu untuk berbagai kegiatan mulai untuk posko dan bantuan sosial, alat perlindungan diri, pembelian vitamin, dan lainnya," ujarnya.