Indonesia harus belajar dari pengalaman Amerika Serikat, akibat kebocoran data pengguna Facebook berdampak kemenangan Donald Trump di Pilpres.
- Dukungan Bermunculan, Petani Kendal Minta Prabowo Jadikan Sudaryono Cagub Jateng 2024
- Laris Manis: Penjaringan Balon Walikota Dan Balon Wawali Solo Dari PDI Perjuangan Sudah Diikuti 10 Orang
- Sudah Mau Bebas, Novel Bamukmin Belum Percaya Ahok Benar-benar Di Dalam Penjara
Baca Juga
"Kalau itu kemudian memang terjadi kebocoran yang mengakibatkan terjadinya hasil yang berbeda dengan hasil pilihan rakyat Amerika, itu kan bisa kita bayangkan bagaimana kemudian di Indonesia," ujar Wakil Ketua MPR, Hidayat Nur Wahid kepada wartawan di Gedung Nusantara III, Senayan, Jakarta, Selasa (17/4) seperti dikutip Kantor Berita Politik RMOL
Padahal negeri Paman Sam itu memiliki tingkat keamanan siber yang sangat kuat dan mumpuni, tetap saja bisa dibobol.
"Kalau itu bisa terjadi di Amerika Serikat, di Indonesia, kita tahu di Indonesia pengamanannya jauh lebih lembek dan kemudian pun juga sistem teknologi informasi juga jauh lebih mudah diintervensi," jelasnya.
Meski begitu, ia tidak setuju dengan wacana pemblokiran Facebook sebagai sanksi kebocoran 1 juta data penggunany di Indonesia.
Menurut legislator Partai Keadilan Sejahtera tersebut, terpenting pemerintah mencari tahu penggunaan aliran data yang bocor tersebut.
"Karena kan yang dipentingkan bukan pemblokiran itu sendiri. Tetapi bagaimana data-data yang sudah bocor itu diapain itu data-data," tukasnya.
- Setyohadi Kembali Daftarkan Diri Melalui Partai PKB
- Tingkatkan Kualitas Pemilu, KPU Grobogan Gelar FGD
- Belum Pemilu 2024, Ratusan Warga Buaran Pekalongan Sudah Coblos Capres