Survei yang dilakukan R+V Insurance Group menyebutkan orang Jerman lebih takut kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dibandingkan virus corona.
- Pergeseran Bulan Ditambah Akan Picu Banjir Lebih Parah Di Dunia
- Meghan Markle Bisa Ikut Pilpres AS 10 Tahun Lagi
- Rihanna Didapuk Sebagai Pahlawan Nasional oleh Negara Barbados
Baca Juga
Survei tahunan itu bertajuk "Fears of German" dan sudah dilakukan sejak 1992. Tahun ini, survei dilakukan pada Juni dan Juli dengan 2.400 responden namun baru dirilis pada Kamis (10/9).
Dimuat Reuters, hasil survei menunjukkan, sebanyak 53 persen dari responden mengaku takut kebijakan Trump dapat membuat dunia menjadi tempat yang lebih berbahaya.
Dengan angka tersebut, takut dengan kebijakan Trump berada pada posisi pertama.
Setelah itu, posisi kedua adalah ketakutan akan meningkatnya biaya hidup, situasi ekonomi yang tidak pasti, dan biaya pajak utang Uni Eropa.
Virus corona sendiri menempati posisi ke-17 dan hanya sepertiga dari responden yang merasa khawatir jika mereka atau seseorang yang mereka kenal baik akan tertular Covid-19.
Jerman sendiri telah mempertahankan jumlah kasus Covid-19 dan kematian relatif rendah dibandingkan dengan beberapa negara tetangganya di Eropa, tetapi infeksi baru meningkat lagi.
Survei tersebut tidak memberikan rincian tentang aspek mana dari kebijakan Trump yang membuat khawatir orang Jerman.
Namun R+V mengutip ilmuwan politik dari Universitas Ruprecht-Karls di Heidelberg, Manfred Schmidt mengatakan, kebijakan luar negeri Trump yang menjadi masalah.
Yang paling menonjol adalah konflik seperti perang dagang dengan China dan serangan kebijakan perdagangan dan keamanan terhadap sekutu, termasuk Jerman," ujarnya merujuk pada keputusan Trump untuk menarik pasukan AS dari Jerman dikutip dari Kantor Berita
"Selain itu, penarikan Amerika Serikat dari kerja sama internasional dan konfrontasi dengan Iran," tandasnya.
- Perusahaan Amerika Serikat Setop Produksi Pistol Asli Berbentuk Mainan Lego
- Bentrokan Warnai Demo Anti-Vaksin Di London
- Mesir Telah Pulangkan 43 Warganya dari Afghanistan