Kebutuhan Bibit Jagung di Grobogan Capai Rp200 Miliar

Ilustrasi Gambar Jagung.
Ilustrasi Gambar Jagung.

Luas lahan 150.000 hektar di Grobogan, Jawa Tengah setidaknya membutuhkan 2.000 ton bibit jagung per tahun. Dari luas lahan tersebut diklaim akan mampu menghasilkan 850.000 ton per tahun. 


Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Grobogan Sunanto menjelaskan, lahan pengelolaan perhutani atau lahan sekitar hutan termasuk area sanggeman mayoritas di tanami jagung, sehingga mereka juga membutuhkan bibit jagung untuk Masa Tanam Dua (MT2). 

"Kurang lebih 2000 ton, jika dinominalkan mencapai Rp200 miliar kebutuhan bibit di Grobogan," ujar Sunanto Jumat (01/03) siang.

Dia mengatakan mekanisme penanaman di lahan kelola Perhutani berbeda dengan area persawahan. Untuk area sanggeman/lahan kelola Perhutani biasanya ditanami dua kali per tahun.

"Rata-rata warga tepi hutan biasa menanami jagung selama dua musim di area sanggeman, sementara satu musim lainnya dibiarkan tanpa tanaman," ujarnya.

Terkait tingkat produksivitas jagung di Kabupaten Grobogan pihaknya menyebutkan setiap tahun alami kenaikan. 

"Untuk produksi jagung sendiri setiap tahun ada peningkatan. Untuk saat ini, tahun 2023 di kisaran 850 ribu ton dari sebelumnya 835 ribu ton sebelumnya," terangnya.

Meskipun adanya keterbatasan lahan yang dimiliki Grobogan, pihak Dinas Pertanian Kabupaten Grobogan selalu mendorong inovasi di kalangan petani.

"Istilahnya, dengan luas lahan terbatas, namun, peningkatan produksi terus diupayakan. Sehingga terus mencari varietas baru dengan produktifitas tinggi," jelasnya.

Dia juga mengatakan Kabupaten Grobogan merupakan salah satu lumbung jagung nasional dan memiliki produktivitas tertinggi di Jawa Tengah. Meski harganya fluktuatif namun jagung masih menjadi pilihan para petani Grobogan. 

"Harga tertinggi yang pernah diterima petani berkisar Rp4.500–5.200 per kilogramnya, sementara untuk harga saat ini sekitar 4 ribuan," jelasnya. 

Dia berharap harga jagung tetap stabil, agar dapat memberikan banyak kebaikan bagi para petani untuk meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian petani.