Kehadiran vaksin Covid-19 diharapkan tidak menimbulkan euforia di masyarakat hingga akhirnya mengabaikan protokol kesehatan.
- Prevalensi Stunting di Salatiga Masih 6,38 Persen
- Gandeng SPBK dan Perdami Jabar, Sido Muncul Gelar Operasi Katarak Gratis
- Belum Vaksinasi Covid-19, Jangan Harap Bisa Naik Angkutan Umum
Baca Juga
Kehadiran vaksin Covid-19 diharapkan tidak menimbulkan euforia di masyarakat hingga akhirnya mengabaikan protokol kesehatan.
Demikian yang disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI), dr. Lia Partakusumah dalam diskusi virtual Bincang Sehat bertajuk "Vaksin Covid-19 Aman, Masyarakat Sehat" pada Jumat (12/3).
Menurut dr. Lia, vakasinasi tidak dapat memberikan dampak secara langsung. Kekebalan baru dapat muncul dua atau tiga pekan setelah suntikan dosis kedua.
Selain itu, vaksin Sinovac yang saat ini digunakan oleh Indonesia juga hanya memiliki efikasi sebesar 65 persen, sehingga tidak melindungi secara penuh.
"Jadi masih ada orang-orang yang belum bisa membentuk kekebalan di tubuhnya. Setiap orang kan berbeda-beda, ada orang yang cepat merespons hingga antibodinya cepat terbentuk, tapi ada juga yang lambat, bahkan tidak bisa membentuk antibodi," jelasnya, dikutip dari Kantor Berita RMOL.
Kendati begitu, dr. Lia meyakini jika kehadiran vaksin dapat menurunkan kekhawatiran dari gejala Covid-19 berat. Meski ia juga mengimbau agar masyarakat tetap menjalankan protokol kesehatan.
Tentu kami berharap masyarakat tidak euforia. Tetap masing-masing menjalankan protokol kesehatan," imbaunya.
- RSUD Kartini Tawarkan RS Berkonsep Wisata Kesehatan
- BPJS Ketenagakerjaan Batang Serahkan Santunan Saat Kegiatan Tarawih Ukhuwah
- Ikut Vaksinasi Tanggal 21 – 30 Maret, Berpeluang Dapat Hadiah Motor