Tingginya tingkat okupansi di tempat karantina terpusat hingga Rumah Sakit di Kota Semarang, membuat warga Kelurahan Lamper Kidul berinisiatif membuat rumah isolasi secara swadaya.
- Pemkot Semarang Terima 1.400 Vaksin dari AXA dan Gooddoctor
- Selama Pandemi Covid 19, Cakupan Imunisasi Rutin Lengkap Anak Menurun
- Sambut Ultah Ke-54, RS Roemani Semarang Gelar Konsultasi Kesehatan Gratis
Baca Juga
Lurah Lamper Kidul, Marjuki mengatakan jika rumah isolasi tingkat kelurahan ini sengaja dibuat karena prihatin banyak warganya yang terpapar virus Covid-19.
Pihaknya mengatakan jika pada bulan Mei 2021 lalu, Kelurahan Lamper Kidul masih masuk dalam zona hijau, namun saat ini sudah ada 52 warga Lamper Kidul yang terpapar Covid-19 bahkan beberapa diantaranya meninggal dunia.
Rumah isolasi yang bertempat di sanggar PKK dan PAUD atau tepat di sebelah Kantor Kelurahan Lamper Kidul rencananya akan menyiapkan sepuluh tempat tidur bagi warganya yang harus menjalani isolasi karena terpapar Covid-19.
"Nantinya akan ada 10 bed disini tapi sementara masih ada 5 bed, karena ini semuanya swadaya dan bahu membahu untuk mewujudkan rumah isolasi ini. Persiapan rumah isolasi tingkat kelurahan bersama LPMK dan Bhabinkamtibmas persiapannya sudah sampai 90%," kata Marjuki saat menunjukkan kondisi rumah isolasi di Kelurahan Lamper Kidul, Selasa (29/6).
Fasilitas yang disiapkan dalam rumah isolasi kelurahan selain tempat tidur, makan pagi hingga malam yang akan disediakan melalui jogo tonggo tingkat RT dan RW serta tersedia lumbung pangan kelurahan, juga disiapkan ambulans jika sewaktu-waktu ada pasien yang mengalami kondisi gawat darurat.
"Fasilitas ada bed, kamar mandi, tv, mobil ambulans, kami buat senyaman mungkin, namun untuk perlengkapan pribadi seperti bantal, sprei, sabun, alat makan semua bawa sendiri," ungkapnya.
Nantinya warga yang akan masuk ke rumah isolasi Kelurahan adalah mereka yang sudah mendapat rekomendasi dari Puskesmas Lamper Tengah. Warga yang masuk ke rumah isolasi ini adalah kategori dengan gejala ringan dan OTG.
Sedangkan yang masuk dalam rumah isolasi hanya ditentukan satu jenis kelamin. Jika memang banyak pasien perempuan maka rumah isolasi hanya untuk pasien perempuan dan sebaliknya.
"Untuk pengawasan nanti ada tim khusus yang dipimpin oleh Ketua LPMK bersama karangtaruna, tapi tetap kami koordinasikan dengan puskesmas lamper tengah karena tim yang akan mengawasi ini tidak boleh sembarangan, kami juga sudah siapkan APD dan sekretariat khusus untuk mengawasi selama 24 jam nonstop pasien yang isolasi disini," jelasnya.
Marjuki berharap dengan adanya rumah isolasi tingkat kelurahan bisa membantu program Pemerintah Kota Semarang dalam penanganan wabah Covid-19.
"Kami ingin dalam pelaksanaanya bisa menjalankan programnya Pak Hendi (Walikota) agar dapat terwujud, minimal kami bisa meringankan beban Pemerintah Kota Semarang, harapannya semua warga Lamper Kidul bisa segera sembuh bagi yang sudah terpapar," tandasnya.
Sementara itu, Ketua LPMK Kelurahan Lamper Kidul, Ani Kusrini mengatakan jika rumah isolasi kelurahan ini akan mulai aktif di buka pada besok Rabu (30/6).
Bahkan pihaknya mengatakan jika rumah isolasi yang saat ini dibentuk masih belum mencukupi, nantinya Rumah Dinas Lurah pun juga akan digunakan sebagai rumah isolasi tingkat Kelurahan.
"Nanti malam kami masih ada ada rapat dengan pihak puskesmas juga, rencana besok sudah bisa digunakan untuk menampung pasien isolasi yang direkomendasikan dari kelurahan," kata Rini, sapaan akrabnya.
- Targetkan UHC 100 Persen, BPJS Kesehatan Optimalkan Agen JKN
- Meninjau Vaksin Anak, Hendi : Vaksinasi Anak Aman
- Breast Cancer Charity Day, Edukasi dan Deteksi Dini Kata Kunci