Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Daerah Jawa Tengah Billy Dahlan mengusulkan kepada pemerintah untuk berdamai dengan Covid-19 dalam upaya menangani pandemi yang sudah berlangsung selama lebih kurang 17 bulan ini.
- Mulai Kamis Kemarin Pengecer Di Rembang Diizinkan Menjual LPG Melon
- Dinas Perdagangan akan Padukan Pedagang Asli dan UMKM di Dalam Pasar Bulu
- Inovasi pada Mesin Pengemasan, Semen Gresik Perkuat Komitmen Industri Hijau
Baca Juga
"Kenapa kita tidak berdamai dengan Covid-19, dengan memperbaiki kualitas kesehatan serta menambah jumlah tenaga kesehatan," kata Billy di Semarang, dalam webinar Hipmi Jateng berbicara, Jumat (23/7).
Dengan demikian, lanjut dia, jumlah kasus aktif yang terjadi bisa ditangani dengan fasilitas kesehatan yang memadai dan tenaga kesehatan yang cukup.
Selain itu, target pemerintah dalam mencapai "herd immunity" melalui program vaksinasi juga bisa tercapai.
Kondisi yang terjadi selama 17 bulan terakhir, kata dia, berbagai program pembatasan kegiatan masyarakat dinilai tidak efektif.
Ia menjelaskan, dengan jumlah kasus aktif Covid-19 secara nasional yang jumlahnya hanya sekitar 0,2 persen dari penduduk Indonesia, telah mengorbankan kepentingan sosial dan ekonomi sekitar 90 persen penduduk Indonesia lainnya.
Oleh sebab itu, menurut dia, dengan pengalaman mengenal karakteristik Covid-19, maka pemerintah sebaiknya menggunakan anggarannya untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatannya, dibandingkan kembali memberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat saat kasus naik.
"Daripada anggaran ratusan triliun untuk pengadaan bansos dan insentif dunia usaha, lebih baik digunakan untuk menambah fasilitas kesehatan," katanya.
Ia mengungkapkan, pengusaha siap mendukung pemerintah jika akan memperkuat kualitas fasilitas kesehatan.
"Pengusaha siap membantu. Kami kalau ditantang pasti siap," katanya.
Ia menambahkan, dari sekitar 1.500 pengusaha muda di Jawa Tengah anggota Hipmi, sebagian besar telah terdampak kebijakan dalam upaya penanganan pandemi Covid-19 ini.