Hari Jadi Komunitas Diajeng ke 5 dirayakan dengan gowes mengenakan kebaya keliling Kota Semarang.
- Pemkot Semarang Kehilangan Satu Sosok Pegawai Pekerja Keras
- Pemkot Semarang Serahkan Bantuan untuk Partai Politik Senilai Rp4,3 Miliar
- 1000 Sayuran Hidroponik Dibagikan di Semarang
Baca Juga
Kegiatan tersebut sekaligus merayakan Hari Pahlawan yang diperingati 10 November lalu.
Ketua Komunitas Diajeng Semarang, Maya mengatakan, KDS tetap akan melestarikan budaya kebaya dan jarik.
Terutama untuk kaum milenial tidak malu mengenakan kebaya atau jarik maupun lurik.
"Gowes jadi media berkebaya, harapannya anak muda makin cinta dan bangga budaya sendiri dan gemar pola hidup sehat," katanya.
Kegiatan gowes berkebaya ini di pimpin oleh Wakil Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu. Wakil Walikota sendiri mengenakan atasan kebaya warna merah, dengan setelan bawah sporty.
"Gowes kebaya bukan mengenalkan saja tapi membuktikan berkebaya tidak buat berat aktivitas," kata Mbak Ita, sapaan Wakil Wali Kota, Minggu (14/10).
Start gowes dimulai dari Polder Tawang dengan penanaman pohon agar lingkungan sekitar lebih hijau.
Kemudian, Mbak Ita mengajak ibu-ibu Diajeng berbelanja di Pasar Johar untuk kebutuhan sehari-hari sekaligus menjadi penglaris pedagang.
"Ini untuk membuat laku, mengajak ibu -ibu menglarisi dagangan sehingga pedagang merasa bagian dari Pasar Johar," ujarnya.
Kemudian, rombongan menuju destinasi wisata Grand Maerakaca.
Tetap dengan kebaya rombongan berkeliling di miniatur Jawa Tengah itu.
"Tentunya makna berkebaya ini bahwa kita belanja, olahraga, gowes, beraktifitas itu apapun ternyata fleksibel bisa dipakai apapun", ungkapnya.
- KP2KKN Jawa Tengah : Kasus Mbak Ita Harus Jadi Pelajaran
- Mbak Ita Sebut Banjir Semarang Gegara Infrastruktur Belum Optimal
- Semarang Borong Penghargaan Sepanjang Agustus