Komunitas Sepeda Ini Gelar Upacara Bendera dan Karnaval Sambil Berbagi Masker di Hari Kemerdekaan

Anggota Komunitas Gowes Katahati membagi-bagikan masker kepada warga, di hari kemerdekaan RI, Selasa (17/8). / RMOL Jateng
Anggota Komunitas Gowes Katahati membagi-bagikan masker kepada warga, di hari kemerdekaan RI, Selasa (17/8). / RMOL Jateng

Sheva (7), pagi sekitar pukul 06.00 WIB, sudah datang ke lapangan, dengan seragam lengkap: putih merah. Siswi kelas 1 SD Negeri Batursari 6 itu, tampil lucu dan menggemaskan. Bocah berbadan gemuk itu mengenakan seragam barunya, untuk mengikuti upacara bendera 17 Agustus, Selasa (17/8).


Jangan salah duga, upacara bendera yang diikuti Sheva, bukan upacara bendera biasa di sekolah. Pasalnya, sekolah belum buka, karena masih diberlakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) di masa pandemi Covid-19. 

Selasa pagi itu, Sheva datang bersama sang Ibu Erna Mutiara, untuk mengikuti upacara bendera memperingati HUT ke-76 Kemerdekaan RI, yang diadakan Komunitas Gowes Katahati. Selain Sheva, ada juga Sandy Iksan Maulana (11), yang berseragam SD. Siswa kelas 5 di Mijen, Semarang itu, ikut upacara karena menginap di rumah eyangnya, Suradi dan Sri Hartatik, anggota Katahati.

Bersama Sheva dan Sandy, ikut juga Andra,  Felika, Rafa, dan Philip sesama siswa SD. Ada juga Vani, Steven dan Dhaksa, yang duduk di bangku SMP, serta Diana dan Suhair, yang merupakan siswa SMA. Seorang lagi, Dhuha, baru masuk sekolah pelayaran. 

Steven (15), siswa kelas IX SMP Kanisius St Yoris Semarang mengaku, ikut upacara karena mendapat tugas dari sekolahnya. 

"Tugasnya menghormat bendera merah putih. Kebetulan, di kampung ada yang bikin upacara bendera ya, gabung di sini saja," ungkap siswa bertubuh tinggi, yang datang bersama Novi Kurniasari, ibunya.

Begitu pula Dhaksa, siswa kelas IX SMP Negeri 3 Mranggen Demak, yang mendapat tugas serupa. "Kemarin ibu bilang, ikut upacara bareng Katahati saja," ujar kakak dari Sheva ini. 

Semua pelajar mengikuti upacara dengan berseragam lengkap, sedangkan para bapak dan ibu mereka, anggota Katahati memakai busana adat daerah. 

Haji Wahyudin, ketua komunitas pecinta bersepeda itu memakai busana adat khas Betawi warna putih. Anggotanya, Stefy yang berasal dari Ambon memakai baniang, busana adat Maluku. Suradi dan Budi tampil memakai lurik khas Jawa. Sedangkan Rahmat memakai busana khas Jawa Timur.

Anggota pria lainnya memakai busana pencak silat, Tae Kwon do, dan baju olahraga. Ada pula Sonny yang mengenakan seragam putih abu-abu milik anaknya. Sementara anggota perempuan tampil kompak dengan manset hitam dikombinasi kain jarik.

Dipimpin Wahyudin, upacara pun berjalan tertib dan khidmat. Mereka berbaris rapi dan berjarak, serta  memakai masker. Tiang bendera tidak berdiri tegak di tanah, melainkan dibawa khusus oleh Novita, anggota gowes. Suara Kristanto yang bertugas sebagai komandan upacara, melengking keras memecah kesunyian.

Upacara diakhiri dengan cara unik. Setelah komandan upacara resmi membubarkan, semua anggota berkumpul sesaat. Tak berselang, berpencar melakukan flash mob tarian Gambir Anom. 

Puncaknya, dilakukan pemotongan tumpeng, sebagai ungkapan syukur kemerdekaan. Potongan tumpeng diserahkan kepada wakil generasi tua dan generasi muda. 

Tak berhenti sampai di situ, seluruh anggota Katahati menaiki sepeda masing-masing untuk pawai keliling kampung. Bukan hanya pawai, mereka membagi-bagikan masker kepada para pedagang dan pembeli di pasar krempyeng Jalan Pucang Argo Raya, para pejalan kaki dan warga yang jogging di lapangan kompleks sekolah terpadu Pucanggading,  pasar Jalan Pucanggading Raya, dan pasar lapangan Jalan Pucang Karya. Mereka yang kedapatan tidak bermasker, menjadi target untuk diberikan masker.

"Pak, maskernya tolong dipakai ya. Demi kesehatan bapak dan kebaikan kita semua," ujar Sri Musyawaroh, saat membagikan masker kepada seorang pembeli di pasar yang tidak memakai masker. 

Haji Udin, sapaan akrab Wahyudin mengaku puas kegiatan perayaan hari kemerdekaan RI berlangsung aman dan lancar.

"Kegiatan ini masukan dari anggota yang ingin merayakan HUT ke-76 RI dengan sesuatu yang unik, sembari berbagi kepada sesama. Bukan hanya berbagi masker, kami juga mengingatkan kepada warga termasuk anggota kami untuk tidak abai memakai masker. Kita semuanya diingatkan agar tidak lalai dan abai terhadap protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19," ungkapnya.

Menurut dia, dengan taat menjalankan protokol kesehatan, masyarakat telah membantu meringankan beban pemerintah yang telah bekerja keras mengatasi pandemi Covid-19 ini.

"Saya yakin, perbuatan sekecil apapun dari kita, untuk bersama-sama patuh pada protokol kesehatan, akan memberikan kontribusi yang besar untuk membantu pemerintah mengatasi pandemi ini. Berkah kemerdekaan ini patut kita syukuri, dan kita berdoa bersama agar pandemi Covid-19 secepatnya berakhir," pungkasnya.

Kegiatan perayaan kemerdekaan juga diisi Katahati dengan pemasangan dua tiang lampu penerangan jalan di ruas jalan menuju stasiun TVRI Jateng. Ruas jalan itu rawan di malam hari, karena lampunya sering mati.  Partisipasi Katahati ini diharapkan dapat bermanfaat untuk keamanan dan kenyamanan warga yang melintas di ruas jalan tersebut.