Konsolidasikan BKM Jadi Lokomotif Kebangkitan Demak

Oleh : Kepala Kantor Kementerian Agama Demak, M. Afief Mundzir

Tulisan ini disampaikan pada Dialog Revitalisasi Wisata Religi Kabupaten Demak (Renaisance Demak Menapaki Kembali Kejayaan, 28 September 2024)

Pengantar

Kantor Kementerian Agama Demak concern untuk melakukan benah-benah. Konsolidasi internal manyangkut SDM dan budaya kerja terus digenjot. Secara paralel kinerja Takmir, dan BKM juga dipacu. Rapat rutin dilakukan sebagai wujud pengejawantahan optimalisasi manajemen. Masjid Agung Demak (MAD) sebagai episentrum peradaban harus dijaga sedemikian rupa. Bagaimana jamaah, dan peziarah nyaman, sekaligus menjadi oase publik yang mencerahkan, juga ramah pada anak-anak adalah goalnya. Merespon positif agenda dialog ‘Revitalisasi nilai nilai wisata religi dan menapaki kembali kejayaan Demak, berikut rangkuman perbincangan dengan M. Afief Mundzir yang disajikan dalam beberapa seri.

……………….

Demak sebagai episentrum peradaban adalah fakta. Masjid Agung sebagai manifestasi syiar bahkan sampai detik ini masih berlangsung. Menjejakkan kembali kejayaan, atau Demak Raya jilid II harus menjadi goal bersama. Selama ini upaya menuju ke sana masih minimalis. Kalau kita tidak bersungguh sungguh percuma saja, bakar saja Masjid Agung, dan Makam Sunan Kalijaga.

……………..

Petikan itu mencuat dalam diskusi kecil, dan juga perbincangan intens bersama M. Afief Mundzir, Kepala Kantor Kementerian Agama Demak. Sebagai orang nomor satu di jajaran Kantor Kemenag Demak, Afief Mundzir adalah Ketua Ex Officio BKM Masjid Agung Demak (MAD) dan Takmir MAD. Mendapat amanah yang begitu besar kandidat Doktor UIN Wali Songo Semarang ini terus melakukan konsolidasi.

Dia punya obsesi keberadaan Masjid Agung Demak sebagai pusat peradaban pada zamannya kini dapat digaungkan kembali. ‘’Kalau orang mau belajar ngaji ke Masjid Demak, kalau orang mau menjadi hafidz Al Qur’an ke Masjid Demak, termasuk ziarah dan beribadah dengan nyaman, juga khusuk di Masjid Agung Demak juga,’’ujarnya penuh semangat.

Apakah harapan itu semua sudah dapat diwujudkan, bagaimana kondisi Masjid yang setiap hari dibanjiri ribuan jamaah. Pertanyaan itu adalah pekerjaan rumah kita bersama. ‘’BKM dan Takmir yang menjadi garda depan, tetapi semua stakeholder perlu mempunyai komitmen dan tujuan yang sama.’’tegasnya lagi.

Diungkapkannya, melihat kondisi Masjid Agung Demak hari hari ini masih belum merepresentasikan entitas sejarah, dan jejak peradaban Islam yang patut kita banggakan. Hal yang sama terjadi juga di Kadilangu tempat bersemayam abadi Wali legendaris dan ikon Demak itu sendiri. Perhatian, sentuhan dan pelayanan kepada para peziarah yang notabene adalah wisatawan masih minimalis sekali. ‘’Peninggalan Raden Patah, juga Kanjeng Sunan Kalijaga yang memberikan keberkahan, termasuk potensi ekonomi yang luar biasa, namun pengelolaan dan pemberdayaannya masih sangat kurang,’’uarainya.

Jadi mereka (para peziarah-red) kalau datang ke Demak itu belum dilayani, diperlakukan sebagai tamu. Layaknya peziarah, mereka nginep, atau mencari MCK (Mandi, Cuci, Kakus-red) ala kadarnya saja. Hal yang semacam itu ke depan dibenahi sama sama. “BKM, dan Takmir sudah melangkah, sudah bergerak. Saya mengajak semua bergerak, karena tidak mungkin itu (penataan-red) hanya dilakukan kami (BKM-red)  saja,’’uarainya.

Saat ini untuk sebuah pergerakan kami mulai dari wilayah yang menjadi tanggung jawab BKM dan Takmir. Kalau bisa bergerak sama sama, capaian dan luasannya akan lebih maksimal.

Lebih lanjut disampaikan juga oleh Kepala Kantor Kemenag Demak ini, penataan-penatan serupa akan terus dilakukan. Semangatnya memberikan pelayanan dan kenyamanan kepada para peziarah. ‘’Ya itu tadi jadikan mereka adalah tamu yang harus dihormati, dilayani atau secara manjemen, kalau dikaitkan dengan pariwisata mereka itu customer. Bagaimana sebagai customer, mereka akan merasa nyaman dan puas,’’terangnya.

Karena ini menyangkut Demak dalam arti yang lebih luas, bukan hanya ranah Kemenag Demak, maka ujar Afif. Agenda besar ini perlu disangga bersama sama. ‘’Mohon maaf, kalau kita masih ego sectoral, sebenarnya Kemenag itu tidak punya kepentingan. Semangat kami menjaga, merawat dan menyalakan perjuangan Raden Fatah, Kanjeng Sunan Kalijaga yang kami yakin ikhtiar itu sangat berarti untuk Demak sekarang dan yang akan datang,’’ kata Afif penuh optimisktis.

Menurutnya, bagi kami yang di Kemenag keyakinan itu besar. Kalau tidak yakin untuk ap akita mengadakan khol, dan berwasilah pada beliau beliau.

Jadi harapnya, mari kita sama sama, gandeng tangan untuk mengagungkan syiar para Wali, aulia aulia yang telah membangun pondasi untuk Demak. ‘’Maaf kadang kami merasa sendiri. Ke depan saya berharap  kita semua, Pemkab, Forkompimda dan masyarakat perlu gotong royong bahu membahu. Kita songsong lahir dan hadirnya Demak Jilid II,’’tegasnya.

Ditambahkan, seringkali Afief harus ‘ngelus dada’ juga prihatin menyaksikan peziarah, mereka ‘klesotan’, kleleran ketika berkunjung ke sini (Demak-red). Mereka itu tamu kita, artinya sebisa bisa, semampu kita perlu dilayani,’’papar orang nomor satu di Kantor Kemenag Demak ini.

Alumni UIN Wali Sanga Semarang, yang sekarang sedang menyelesaikan program doktoralnya tidak sekadar jarkoni, atau berujar tetapi tidak nglakoni. Sebaliknya dia terjun langsung. Saat ini yang jadi prioritasnya adalah penataan manajemen Takmir dan BKM. Prinsip perinsip manajemen yang akuntabel, terbuka terus digaungkan. Sekarang masyarakat dapat ikut memonitor keuangan Takmir juga BKM. Kinerja pengurus juga ada mekanisme sistemik yang dilola untuk mengukur implementasi program program yang ada. ‘’Betul, Takmir itu kerja sosial, ibadah namun tidak bisa semau gue. Yang tidak amanah, tidak sungguh sungguh terpaksa harus diganti,’’tambahnya.

Program BKM yang secara paralel dikebut adalah inventarisasi, dan optimalisasi pemanfaat asset. ‘’BKM itu memiliki asset yang sangat sangat potensial, dan jika dilola secara baik dapat menjadi pendongkrak pemberdayaan ekonomi umat. Tetapi mohon maaf asset itu selama ini mawut, beberpa telah beralih kepemilikan, ada juga yang dikuasai orang per orang. Ini yang jadi program ad hoc kami untuk penataan. Kami bekerjasama dengan ATR/BPN Demak agar risalah, dan legalitasnya terang bendernag,’’jelasnya. (bersambung-***)