Pabrik Kabel Listrik senilai USD 50 Juta akan segera
dibangun oleh perusahaan Korea Selatan LS Cable & System (LS
C&S) di kawasan Artha Industrial Hill, suatu kawasan industri di
Karawang Barat, melalui skema joint venture dengan menggandeng PT Artha Metal Sinergi (AMS) perusahaan Indonesia dalam jaringan Artha Graha Network (AGN).
- 50 Desa di Rembang Siap Jalankan Instruksi Prabowo
- KSPN Jateng Minta Gubernur Tinjau Kembali Peraturan Tentang Penetapan Upah
- BFI Finance Bekali Pelatihan Usaha Bagi UMKM
Baca Juga
Kesepakatan tersebut terjalin dengan ditekennya perjanjian kerjasama antara LS Cable & System dengan PT Artha Metal Sinergi di KBRI Seoul pada 18 Juni 2018.
Pabrik seluas 64.000 m2 akan siap beroperasi pada akhir tahun 2019. Ditargetkan pabrik ini akan menghasilkan penjualan sebesar 100 juta Dolar Amerika Serikat di tahun 2025. Dengan akan berdirinya pabrik kabel ini, diharapkan target Pemerintah dalam mencapai distribusi tenaga listrik yang memadai di seluruh pelosok nusantara semakin mudah direalisasikan.
Hadir menandatangani kesepakatan _joint venture_ ini yaitu Presiden Direktur PT. Artha Metal Sinergi Felix Efendi, Artha Graha Network Panji Yudha Winata serta mitra Koreanya yaitu CEO dan CSO LS Cable & System Ltd. Myun Roe-Hyun dan Ju Wan-Soeb. Turut menjadi saksi dalam penandatanganan adalah Direktur Indonesia Investment Promotion Centre di Seoul Imam Soejoedi dan Dubes RI Seoul Umar Hadi.
Dubes RI Seoul menyambut gembira kesepakatan ini seraya meyakinkan pihak Korsel bahwa keputusan pendirian pabrik ini sangatlah tepat. Dihadapan para petinggi perusahaan besar kedua negara tersebut, Dubes Umar menggarisbawahi bahwa Indonesia merupakan tempat terbaik untuk mengembangkan bisnis.
Saya menyebut Indonesia dalam formula 3 + 2. Tiga hal utama yang menjadikan Indonesia tempat terbaik adalah besarnya pasar yang ada, akses dan ketersediaan bahan mentah serta jumlah angkatan kerja yang berlimpah. Selain itu, dua elemen pendorongnya adalah Pemerintah Indonesia yang pro bisnis serta Indonesia juga merupakan negara yang aman," yakin Dubes Umar sembari mengutip rilis pekan ini oleh Gallup Report, lembaga jajak pendapat internasional yang bermarkas di Swiss, yang menempatkan Indonesia sebagai 10 besar negara teraman di dunia, Senin (18/6).
CEO LS C&S CEO, Roe-Hyun Myung, juga menyampaikan hal serupa. Indonesia adalah salah satu negara dengan perkembangan tercepat di dunia yang telah menjadi pasar menarik yang mendapatkan momentumnya saat kunjungan Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, ke Indonesia pada akhir November lalu," tuturnya.
Menanggapi kesepakatan ini, CEO AMS Felix Effendi menyampaikan bahwa Joint Venture memperkuat kerja sama dua sisi. Usaha patungan kami tidak hanya menandakan kolaborasi kedua perusahaan, tetapi juga memperkuat ikatan kerjasama kedua negara," ungkapnya seraya menjelaskan bahwa perusahaan patungan ini akan memanfaatkan keahlian dan pengalaman dari masing-masing pihak dan memberikan proses transfer teknologi yang signifikan dari salah satu produsen kabel listrik terbaik di dunia.
LS C&S didirikan sejak tahun 1962. Dalam 56 tahun terakhir, LS C&S telah berkembang menjadi salah satu produsen kabel listrik terbesar di dunia dengan memanfaatkan teknologi inovatif pada produknya. Dengan berdirinya pabrik ini di Indonesia, LS C&S akan memiliki tujuh perusahaan produksi di Asia, termasuk di Tiongkok, India, Myanmar, dan Vietnam.
Di sisi lain, ruang bisnis dari AGN mencakup banyak sektor yang tersebar di seluruh Indonesia, seperti properti, keuangan, agrikultur, dan perhotelan. Indonesia sendiri merupakan konsumen kabel listrik terbesar di ASEAN dengan pertumbuhan lebih dari 8 persen per tahun. Hal ini didorong oleh kebijakan pemerintah dalam pengembangan infrastruktur secara masif, terutama dalam bidang energi listrik dan konstruksi.
- CSR Semen Gresik Sabet Dua Penghargaan Predikat Gold dalam ISDA Award 2021
- SIG Tingkatkan Talenta-Talenta Digital Lewat Pembelajaran Menggunakan Platform Digital dan Beasiswa
- Pemkot Semarang Berikan Pengusaha Kemudahan Berinvestasi