Kunjungi Lapas Wanita, Tia Hendi Mengapresiasi Hasil Karya para Napi

Krisseptiana Hendrar Prihadi atau Tia Hendi yang merupakan istri mantan Walikota Semarang, Hendrar Prihadi yang saat ini menjabat sebagai Kepala Lembaga Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) RI, mengunjungi Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Wanita Kota Semarang.


Dalam kunjungannya Tia melihat langsung para narapidana (napi) di Lapas tengah melakukan aktivitas untuk menunjang perekonomian para warga binaan. 

Kegiatan perekonomian diisi dengan membuat batik, menyulam hingga ada pula warga binaan yang memiliki ketrampilan sebagai barista.

“Saya sangat mengapresiasi kegiatan warga binaan di Lapas Wanita ini. Mereka bisa berkarya meskipun dengan keterbatasan,” kata Tia, Senin (7/11).

Tia juga mengapresiasi petugas Lapas yang dengan sabar mengajarkan berbagai ketrampilan. Tak hanya itu, hasil karya para warga binaan ini juga dijual keluar dari Lapas. 

Lapas wanita ini bahkan telah bekerjasama dengan beberapa perusahaan untuk menjual hasil karya warga binaan.

“Tentunya saya sangat apresiasi juga pada petugas lapas yang membuat warga binaan berkegiatan produktif sampai ada perusahaan-perusahaan yang bekerjasama dengan Lapas Wanita Semarang,” ungkapnya.

Selain itu, kualitas produk yang dibuat oleh warga binaan juga tidak abal-abal. Produk yang dihasilkan, lanjut Tia, memiliki kualitas yang tinggi.

“Karya mereka bagus, halus, batiknya bagus, dan punya kualitas sangat baik. Saya sendiri sangat bangga karena ada ekonomi UMKM di sini,” bebernya.

Sementara itu, Kepala Lapas Wanita Semarang, Kristin mengungkapkan rasa terimakasihnya kepda Tia Hendi yang menyempatkan untuk menengok aktivitas warga binaan. 

Ia mengaku hasil penjualan dari warga binaan nantinya akan menjadi pendapatan pribadi warga binaan berupa premi atau upah.

“Ternyata pemerintah Kota setempat peduli juga kepada kami. Kami juga memberi premi dari hasil produksi mereka,” terangnya.

Kristin mengatakan hingga saat ini ada 286 warga binaan di Lapas Wanita. Sementara yang aktif mengikuti kegiatan sekitar 200 an orang, sisanya hanya berada di dalam kamar karena sudah lanjut usia.

“Namun mereka tetap berkegiatan berupa menyulam sambil selonjoran di kamar masing-masing,” lanjutnya.

Terkait dengan adanya karya warga binaan Lapas Wanita yang tembus ke pasar ekspor seperti Amerika dan Kanada hingga muncul dalam katalog pameran Vancouver Fashion Week, pihaknya mengaku bangga.

“Ini adalah bukti keseriusan kami membina para napi. Mereka semua tetap bisa berkreasi maksimal meskipun kami terkungkung di sini,” pungkasnya.