Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia Tegal menggencarkan Edukasi CBP Rupiah, Gencar QRIS, dan Kebanksentralan di sela-sela Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) SMA N 1 Kramat, Kabupaten Tegal. Bank sentral itu melakukan sosialiasi pada 350 peserta siswa baru kelas X.
- Hadapi Pilkada 2024, PDI Perjuangan Kabupaten Tegal Gelar Konsolidasi Internal Selama 3 Hari
- Inovatif, RSI PKU Muhammadiyah Tegal Hadirkan Mini ICU dan Fisioterapi di Peresmian Gedung Pengadilan Slawi
- Gandeng Sampoerna, Pemkab Tegal Latih 200 UMKM Agar Melek Digital
Baca Juga
Sosialiasi dilakukan melalui unit Pengelolaan Uang Rupiah, Unit Kebijakan Sistem Pembayaran, dan Unit Data Statistik dan Kehumasan
"Kegiatan MPLS merupakan kesempatan baik bagi Bank Indonesia untuk melakukan sosialisasi terkait wawasan kebanksentralan, khususnya kepada siswa baru. Melalui sosialisasi ini, siswa diharapkan dapat lebih memahami tentang Bank Indonesia serta produk dan kebijakan yang dikeluarkannya," kata Administrator Perkasan UIPUR, Miftahul Hasan, Selasa (23/7).
Ia menyampaikan bahwa siswa menerima materi edukasi CBP Rupiah yang meliputi tiga poin utama. Pertama yaitu Cinta Rupiah.Para siswa dikenalkan dengan desain uang Rupiah serta pemahaman terkait keaslian uang Rupiah melalui slogan 3D (Dilihat, Diraba, Diterawang).
Tujuannya untuk menghindari penyebaran uang palsu. Selain itu, siswa diajarkan cara merawat uang Rupiah dengan metode 5J (Jangan dilipat, Jangan dicoret, Jangan distraples, Jangan diremas, dan Jangan dibasahi).
"Kedua yaitu Bangga Rupiah, Siswa diajak memahami Rupiah sebagai alat pembayaran yang sah, simbol kedaulatan NKRI, dan alat pemersatu bangsa," jelasnya,
Ketiga yaitu paham rupiah. Artinya, siswa diajarkan memahami peran Rupiah dalam bertransaksi, berbelanja, dan berhemat untuk menjaga stabilitas ekonomi bangsa.
Miftahul Hasan juga menyampaikan bahwa siswa harus bijak dalam menggunakan uang Rupiah dengan mengenali seluruh pecahan uang yang masih berlaku. Kemudian serta memahami perlakuan terhadap pecahan uang logam seperti Rupiah Logam 1.000 Tahun Emisi 1993 dan Rupiah Logam 500 Tahun Emisi 1991.
"Uang itu telah dicabut dari peredaran namun masih bisa ditukarkan di Bank Indonesia dan bank umum selama 5 tahun setelah pencabutan, dan 5 tahun berikutnya hanya di Bank Indonesia," jelasnya.
Hotasi Doli M. Purba, Analis Yunior UKSP, memberikan materi edukasi terkait transaksi non-tunai dengan QRIS. Ia menekankan pentingnya penggunaan QRIS sebagai metode pembayaran yang aman, cepat, dan efisien.
"QRIS merupakan sistem pembayaran yang memudahkan transaksi dengan satu kode QR yang terintegrasi dengan berbagai layanan pembayaran," jelas Hotasi.
Arief Fajar Firmansyah, Asisten Analis UDSK, memaparkan tentang kebanksentralan kepada para siswa. Ia menjelaskan peran dan fungsi Bank Indonesia sebagai bank sentral dalam menjaga stabilitas moneter, sistem pembayaran, dan sistem keuangan.
"Pemahaman kebanksentralan bagi generasi muda untuk membentuk wawasan yang lebih baik tentang ekonomi dan keuangan," pungkasnya.
- Hadapi Pilkada 2024, PDI Perjuangan Kabupaten Tegal Gelar Konsolidasi Internal Selama 3 Hari
- Inovatif, RSI PKU Muhammadiyah Tegal Hadirkan Mini ICU dan Fisioterapi di Peresmian Gedung Pengadilan Slawi
- Gandeng Sampoerna, Pemkab Tegal Latih 200 UMKM Agar Melek Digital