Untuk kali kedua, Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Magelang membagikan bantuan sayur mayur gratis kepada masyarakat kurang mampu. Langkah ini diambil akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
- Kapolres Wonogiri Silaturahmi ke Padepokan PSHT
- Polres Sukoharjo Upaya Tekan Laka dan Ciptakan Kamseltibcar Lantas
- Polrestabes Semarang Jadikan Knalpot Brong Besi Rosokan untuk Donasi Sosial
Baca Juga
Pembagian dilaksanakan bekerja sama dengan Asosiasi Pasar Tani (Aspartan) yang diketuai, Sudarno, dan dipusatkan di Lapangan drh Soepardi Kota Mungkid, ibukota Kabupaten Magelang.
Meski telah diberi kupon sebagai tanda calon penerima bantuan, sebagian dari ratusan perempuan seakan tidak sabar menunggu giliran. Mereka tetap berebut mendapatkan giliran lebih awal. Petugas pembagi paket sayuran pun cuma dapat tersenyum menghadapi situasi begitu.
Menurut Sudarno, 300 paket disiapkan untuk dibagikan kepada pedagang kaki lima (PKL), pengasong, kusir andong/ dokar, tukang becak, yang beraktifitas di sekitar lokasi penyaluran.
Dia mengaku, masih memiliki 100 paket yang baru akan dibagikan pada Selasa (11/10). "Soal lokasi pembagian masih dikoordinasikan dengan dinas (Pertanian dan Pangan)," ujarnya.
Disebutkan, tiap paket senilai Rp20.000 berisi antara lain, terong, tomat, kobis, dan loncang seledri.
Paket sayuran diangkut dua unit mobil bak terbuka. Komoditas itu berasal dari hasil panen beberapa kelompok tani di kawasan lereng Gunung Merbabu yang tersebar di Kecamatan Ngablak, Pakis dan Candimulyo.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan, Romza Ernawan mengatakan, penyaluran bantuan paket sayur mayur itu program Dinas Pertanian Jawa Tengah. Tujuannya, membantu meringankan beban petani yang merugi akibat harga panennya jatuh.
Menurut Sudarno, beberapa jenis sayur mayur yang harganya jatuh yakni, tomat dan kubis. Di tingkat petani, dua macam sayuran hanya laku Rp1.000-1.500 per kilogram.
"Ketika ada kelompok tani melaporkan terkait harga panen jatuh, segera kami sampaikan ke dinas, yang kemudian membeli dengan harga pantas," ujarnya.
Dalam kondisi cuaca ekstrim seperti saat ini, menurut dia, hasil panen produk pertanian hortikultura tidak maksimal. Selalu terjadi kerusakan lebih dari 3 persen dari luas tanaman untuk setiap komoditas.
- Gugatan Warga Ditolak, Satpol PP Siap Eksekusi Pembongkaran Simongan Semarang
- Agar Anak Tak Takut Divaksin, d'Emmrick Hotel Salatiga Sediakan Ratusan Bingkisan Lucu
- Polda Jateng Bantu Sembako Keluarga Non Penerima Bansos