Pemkot Surakarta sejak beberapa hari lalu mulai membagikan bantuan sosial (bansos) berupa paket sembako yang dianggarkan APBD Perubahan 2021. Namun, paket sembako yang dianggarkan senilai Rp 250 ribu/paket untuk 42 ribu warga Solo, diduga nilainya tidak sesuai.
- Maulid Nabi Momentum Warga Binaan Rutan IIB Banjarnegara Perbaiki Diri
- Operasi Candi Zebra Selama 13 Hari, Tercatat 3.859 Pelanggar Lalin
- Pj Bupati Batang Terharu Lihat Anak Istimewa Berkarnaval
Baca Juga
LSM LAPAAN RI, mendapati sembako yang dibagikan tersebut nilainya tidak sesuai, bahkan ada selisihnya sekira Rp 37 ribu tiap paket.
"Kami (LSM LAPAAN RI) mendapatkan fakta bahwa sembako bansos yang dibagikan pada warga Solo terdampak Covid19 nilainya tidak pas Rp 250 ribu seperti yang dianggarkan. Kami bandingkan dengan harga ritel di toko ada selisih Rp 37 ribu," kata Ketua Umum LAPAAN RI BRM Kusumo Putro, Senin (6/9/2021) malam.
Diketahui isi paket sembako bansos Pemkot Surakarta berisi Beras 10 Kg, Mie Cap Ayam 2 Telur 2 Bungkus, Mie Sedap 8 Bungkus, Gula Pasir 1 Kg, Minyak Goreng 1 Liter, Kerupuk 1 Bungkus (500 gram ), Kecap 1 Botol Kecil, Susu Kaleng 1 Kaleng kecil 370 gram, Sarden 1 Kaleng, Roti Roma 1 Bungkus dan Teh Tong Tji 1 Bungkus kecil.
Saat dibandingkan dengan barang yang sama dari dua toko di Solo, nilainya hanya Rp 212.420, jadi ada selisih Rp 37.580.
"Sejak awal kami menyarankan pada Pemkot Solo agar bansos diberikan dalam bentuk tunai, biar masyarakat belanja sendiri sesuai kebutuhan. Dan ternyata yang kami khawatirkan terjadi. Kami menemukan indikasi penyelewengan," lanjut Kusumo.
Untuk itu Kusumo yang juga tokoh masyarakat Kota Solo ini meminta Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka dan DPRD Surakarta, melakukan audit bansos.
"Kami yakin Wali Kota dan DPRD juga tidak tahu dalam pemotongan atau selisih nominal yang ditetapkan dengan barang yang dibelanjakan. Kami minta mas Wali mengusut dugaan penyelewengan ini, ini sangat memalukan, jangan sampai muncul kembali kasus korupsi bansos Juliari muncul di Solo," tegas Kusumo.
Diketahui, dari hasil selisih Rp 37.580, bila dikalikan dengan jumlah bansos sebanyak 42 ribu, ada nilai sebanyak Rp 1,5 miliar lebih. Padahal diketahui bansos akan diberikan selama 3 kali, bila dikalikan 3 bulan, nilai selisih proyek bansos Solo bisa mencapai sekira Rp 5 miliar.
Seperti diberitakan sebelumnya, melalui APBD perubahan 2021, Pemkot Surakarta menganggarkan dana senilai Rp 31 miliar lebih untuk membantu masyarakat terdampak covod19.
Kemudian oleh DPRD Surakarta disetujui nilai bantuan Rp 250 ribu perpaket. Bantuan tersebut akan diberikan pada 42 ribu warga selama tiap bulan atau 3 kali.
"Kami berharap ada penjelasan dari Pemkot Surakarta untuk menjelaskan temuan kami. Jangan sampai mencoreng Kota Solo ditengah masa pemulihan pandemi ini," pungkas Kusumo.
- Keluarga Jokowi Serahkan Peningset Dalam Upacara Malam Midodareni di Rumah Erina Gudono
- Setwan DPRD Jateng dan DIY Saling Tukar Pengalaman
- Dosis Habis, Ratusan Warga Jepara Gagal Vaksin Dosis Kedua