Peta perpolitikan di tanah air akan semakin carut-marut jika Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan maju di Pilpres 2019 sebagai pendamping petahana Joko Widodo.
- PKB Jateng Kembali Gelar Vaksinasi, Sukirman : Politik itu Bermanfaat
- TPN Ganjar-Mahfud Tutup Kampanye, Hajatan Rakyat di Brebes Hidangkan Ribuan Bungkus Nasi hingga Sintren
- Tinjau Simulasi Pemilihan, Wali Kota Semarang Harap-harap Cemas Banjir Rob
Baca Juga
"Nggak kebayang dan apa jadinya politik kita kalau Anies jadi cawapres Jokowi. Semua menjadi malu," kata Direktur Eksekutif Voxpol Center, Sarwi Pangi Chaniago kepada Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (11/7).
Kata Pangi, Anies maupun Jokowi seharusnya merasa malu jika berpasangan. Sebab sebelumnya terjadi ketegangan antar kedua pendukung di Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu. Kala itu, Anies mengalahkan petahana Basuki Tjahaja Purnama yang notabene meneruskan kekuasaan Jokowi.
Pilkada DKI Jakarta bahkan dinilai sebagai pilkada dengan tensi tertinggi di negeri ini. Sebab, turut diwarnai aksi dari ribuan umat Islam di ibukota.
"Malu selama ini yang sering perang urat saraf dan bela-belaan. Ternyata politik itu hanya bicara kepentingan dan tak ada yang abadi," jelasnya.
Kedekatan Anies Baswedan dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla dinilai sejumlah pihak merupakan cara JK untuk menyodorkan nama mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) itu ke Jokowi. Anies beberapa kali terlihat semobil dengan JK saat akan menuju tempat acara yang mereka hadiri.
- Setelah Prabowo, SBY Undang Ketum PAN
- Emak-Emak Jateng Dukung Ganjar Maju RI 1
- 17 Parpol Di Wonogiri Bentuk Koalisi Puma