Kejaksaan Agung memperpanjang penahanan tersangka kasus
investasi Pertamina di Blok Basker Manta Gummy (BMG) Australia, Karen
Agustiawan. Seharusnya, masa penahanan mantan Direktur Pertamina itu
berakhir pada 13 Oktober lalu.
- Maling Apes, Pencuri Burung Ditangkap Korbannya Sendiri
- Pemuda di Kendal Tewas dengan Luka Lebam
- Anies Baswedan Akan Diperiksa KPK Dalam Waktu Dekat
Baca Juga
Menurut pengacara Karen, Soesilo Aribowo, penyidik merasa perlu untuk memeriksa Karen lagi, dan maksimal sampai 40 hari ke depan masih akan berada di tahanan. Soesilo mengatakan, perpanjangan penahanan tersebut merupakan kewenangan penyidik.
"Kita tak bisa mencampuri. Jika penyidik masih merasa perlu untuk memperpanjangnya, kita mempersilakan. Sudah diatur dalam KUHAP. Ini berarti Ibu Karen memasuki masa penahanan kedua," kata Soesilo dalam keterangan beberapa saat lalu (Sabtu, 20/10) dilansir dari Kantor Berita Politik
Kasus itu bermula ketika Pertamina mengakuisisi sebagian aset milik ROC Oil Company Ltd di lapangan Basker Manta Gummy (BMG) Australia pada 2009 lalu. Kejaksaan menuding keputusan tersebut tidak melalui feasibility study, berupa kajian secara lengkap atau final due dilligence" atau tanpa adanya persetujuan dari Dewan Komisaris hingga merugikan negara Rp 568,06 miliar.
"Apa yang dilakukan Ibu Karen adalah murni tindakan korporasi. Semua prosedur sudah dilakukan termasuk persetujuan dewan komisaris. Ada buktinya. Lengkap. Dan dalam konteks korporasi, seharusnya yang digunakan adalah perdata atau lebih dekat lagi ke UU Perseoran Terbatas atau ketentuan korporasi yang diatur di UU BUMN," kata Soesilo.
Karen Agustiawan diangkat menjadi Direktur Utama (Dirut) PT Pertamina (Persero) oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang kala itu dijabat Sofyan Djalil pada 2009. Sejak 5 Februari 2009, Karen menempati pucuk pimpinan di Pertamina menggantikan Ari Hernanto Soemarno. Pada 2013, Dahlan Iskan yang menjabat sebagai Menteri BUMN memperpanjang jabatan Karen sebagai Dirut Pertamina.
Selama hampir enam tahun mengampu jabatan sebagai Dirut Pertamina, Karen berhasil mengubah dan mencatat empat sejarah penting di Pertamina.
Dia
adalah perempuan pertama yang memimpin Pertamina. Dia juga menjadi
dirut terlama di Pertamina pasca reformasi dengan masa jabatan enam
tahun. Dia juga mampu membawa Pertamina meningkatkan laba bersih hingga
97 persen. Bahkan, Pertamina masuk dalam Fortune Global 500 pada 2013
mengalahkan raksasa seperti PepsiCo, Unilever, dan Google.
- Diduga Salahgunakan Dana Desa, Kades Sendangmulyo Sluke Ditahan Kejari Rembang
- Polisi Gencarkan Patroli, Sejumlah Pemuda Diamankan
- Seorang Suporter PSIS Tersangka Perusakan Bus