Masker Lukis Menangi Lomba Di Banyumas

Bupati Banyumas Achmad Husein memborong masker para pemenang lomba Masker Banyumasan.


Lomba masker Banyumasan dijadikan momen untuk menggali kreatifitas anak muda dalam rangka pencegahan dan menaati protokol Covid-19.

"Saya sudah mencoba satu persatu masker para pemenang lomba Masker Banyumasan. Saya memborong setiap masker 20 buah. Harganya memang cukup mahal, satu masker ada yang Rp50 ribu. Mahalnya harga masker itu karena ada lukisan karya seninya," kata Bupati Achmad Husein, Kamis (9/7).

Bupati mengungkapkan, juara lomba masker Banyumasan pantas menjadi pemenang. "Ini layak  menjadi pemenang, lengkap memenuhi syarat kesehatan, bagus dan ada faceshield-nya ada lubang untuk makan budin (ketela pohon), tapi ini sempit," kata Bupati sambil berkelakar.

Salah satu juara I Masker Banyumasan, Siti Suruurotun Nafiah mengatakan, masker karyanya memang sempit karena dibuat untuk ukuran dirinya yang memang kecil. Ketika ditanya harga untuk masker Banyumasan karyanya, Nafi warga Bantarsoka RT 03 RW 03 Kecamatan Purwokerto Barat itu menyebut angka Rp50 ribu per maskernya.  

"Mahalnya masker karena ada karya lukisnya, dan face shield, dan berlapis tiga," tutur Nafi.

Muhamad Irfan Bachtiar selaku tim penilai lomba masker Banyumasan mengatakan informasi digelarnya lomba masker Banyumasan memang cukup singkat dan hanya diuplod di instagram pribadi bupati Banyumas. Hingga batas waktu akhir pengiriman ada 800 jenis masker yang masuk.

"Namun pengirim yang memenuhi persyaratan maksimal tanggal 2 Juli sebanyak 756. Dari karya sebanyak itu kami bersama tim menentukan nominator dan akhirnya terpilih enam pemenang lomba masker Banyumasan," katanya.

Irfan menambahkan, banyak keunikan masker Banyumasan yang dikirimkan dari para peserta, yang dikirim melalui instagram termasuk dengan tutorial pembuatan dan polanya, yang memudahkan dirinya memberi penilaian.

"Kami menilai dari banyak hal, juara 1 masker lukis itu memang lengkap dan bagus, juara 2 nilai seninya sangat tinggi, juara 3 sederhana tapi aplikatif dan mudah ditiru masyarakat. Harapan 1 itu masker unik untuk disabliitas tuna rungu, harapan 2 dan 3 juga sama aplikatif dan menarik," katanya