Masuk Daftar Bank Dunia Terbaik versi Forbes, BSI Fokus Integrasi Sistem dan Komitmen Melayani UMKM

BSI Mobile. / net
BSI Mobile. / net

Di usia yang masih seumur jagung, Bank Syariah Indonesia (BSI) terus bergeliat membenahi layanan kepada nasabah. Kendati masih berusia belia, atau baru enam bulan berdiri pada 1 Februari 2021 lalu, sejatinya BSI terbilang sangat berpengalaman di bidang perbankan syariah.


BNI Syariah (BNIS), BRI Syariah (BRIS), dan Bank Syariah Mandiri (BSM), tiga bank BUMN yang menjadi legacy BSI, adalah para pemain lama yang mumpuni di bidangnya. BNIS sudah lahir sejak 29 April 2000 silam, BRIS bahkan punya sejarah panjang sejak 1969, beberapa kali ganti nama, hingga menjadi PT Bank BRIsyariah pada 2009. Sama seperti BRIS, BSM bahkan paling senior, berdiri sejak 1955, beberapa kali ganti nama, dan pada 1999 resmi menjadi BSM. 

Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan bahwa merger tiga bank syariah BUMN itu dilatarbelakangi upaya untuk meningkatkan core competence seluruh BUMN, termasuk pada sektor keuangan. Merger akan meningkatkan inklusifitas, sehingga akses terhadap jasa dan produk keuangan berprinsip syariah semakin meluas.

Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar, diharapkan bank ini mampu berdaya saing global, mengingat mergernya menghasilkan total asset senilai Rp220-225 triliun. 

Integrasi Sistem dan Layanan 

Saat merger terjadi, BSI melakukan integrasi sistem dan layanan BNIS dan BRIS ke sistem Mandiri Syariah yang digunakan sebagai core business BSI. Integrasi dilakukan kepada 600 cabang BNIS dan BRIS yang ditargetkan rampung pada Oktober 2021, sehingga BSI akan memiliki 1.365 cabang di seluruh Indonesia.

Integrasi sistem dan layanan ini, praktis bukan hal mudah dan sederhana. Mengingat nasabah hasil integrasi berdasarkan catatan BSI akan berkisar pada 14,5 juta hingga 15,5 juta rekening. 

Tak heran, komplain nasabah pun ramai bermunculan, utamanya dari para nasabah BNIS dan BRIS. Dari pantauan di instagram @banksyariahindonesia (akun resmi PT Bank Syariah Indonesia Tbk), beragam komplain datang bertubi-tubi dari para eks nasabah BNIS dan BRIS. Komplain pun beragam, mulai dari yang sopan, nyinyir, ketus, sampai  yang bernada kasar. 

"Kak kartu saya masih bank lama, bisa gak ditukar kartu baru BSI, dan berapa biayanya, terima kasih." tulis akun @nugroho78990 pada 11 Agustus 2021. 

Pertanyaan itu dijawab admin: "@nugroho78990 Hai kak Nugroho. Baik kak, kami informasikan untuk kartu ATM dari ex bank legacy masih dapat digunakan hingga 01 November 2021 melalui mesin ATM BSI dan Mandiri Konvensional dan kami informasikan untuk proses migrasi tidak dikenakan biaya ya kak. Terima kasih-Zakiyah."

Akun @mikealwayni bahkan menulis: "Nauudzubillah min dzalik. Memblokir sepihak tanpa konfirmasi. Demi Allah kalian dzolim."  Komplain keras itu dijawab admin BSI dengan jawaban: "@mikealwayni Mohon maaf atas ketidaknyamanannya. Kak Mike, kami infokan pada tanggal 9 Agustus 2021 sudah dilakukan automigrasi ex BNIS sehingga mbanking ex BNIS sudah tidak dapat diakses. Silakan aktivasi BSI Mobile melalui Livechat Aisyah di www.bankbsi.co.id. Whatsapp BSI 081584114040, Bank Syariah Indonesia Call 14040 dan untuk karttu ATMnya masih dapat digunakan hingga 1 November 2021. Transaksi juga dapat dilakukan di ATM BSI, Mandiri dan lainnya. Untuk Tarik tunai tanpa kartu bisa melalui ATM BSI dan Indomaret. Terima kasih-Gibran."

Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan, BSI telah melakukan migrasi otomatis terhadap 1 juta rekening nasabah BNI Syariah pada 9-11 Agustus 2021.

Proses migrasi otomatis dilakukan karena adanya Pemberlakuan Pengetatan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Indonesia. Dengan demikian, nasabah eks BNI Syariah dan BRI Syariah tak perlu datang ke kantor cabang BSI.

"Bagi nasabah BNI Syariah yang belum melakukan migrasi rekening, maka melalui auto-migrasi, rekening akan termigrasi secara otomatis," kata Hery dalam keterangan tertulis,  Selasa (10/8/2021).

Bagaimana nomor rekening nasabah yang termigrasi otomatis? Menurutnya, nomor rekening nasabah legacy BNI Syariah dan BRI Syariah tidak mengalami perubahan saat termigrasi otomatis. Untuk rekening ex-BRIS dan ex-BNIS yang terdiri dari 9 digit, hanya ditambahkan angka 0 di belakang nomor rekening.

Menurut Hery, hal ini sudah diinformasikan kepada nasabah. "Nomor rekening yang baru dapat dikonfirmasi ke call center BSI 14041," ujar Hery.

Ia menekankan, proses auto-migrasi juga tidak akan berdampak pada saldo rekening nasabah.

Sebab, seluruh saldo akan dipindahkan sesuai dengan kondisi sebelumnya, sehingga tidak akan terjadi perubahan.

Dalam skema auto-migrasi ini, Hery menjelaskan, nasabah tidak perlu datang ke kantor cabang BSI untuk melakukan proses migrasi rekening dan cukup melakukan aktivasi BSI Mobile. Selain itu, kartu ATM ex-BNIS dan ex-BRIS masih bisa digunakan.

"Nasabah ex-BNIS dan ex-BRIS diharuskan memindahkan mobile banking ke BSI Mobile untuk dapat bertransaksi melalui mobile banking," ujar Hery.

"Karena mobile banking yang sebelumnya sudah tidak dapat digunakan," imbuhnya.

Dalam proses integrasi layanan, BSI juga menghadirkan skema aktivasi mobile banking yang didesain untuk meningkatkan kenyamanan nasabah.

Dengan skema itu, nasabah tidak perlu datang ke kantor cabang dan bisa langsung bertransaksi dari rumah melalui BSI Mobile.

Untuk mengaktifkan BSI Mobile, nasabah dapat melakukan request kode aktivasi BSI Mobile melalui Live Chat Aisyah pada Website BSI yaitu www.bankbsi.co.id atau via Whatsapp Business BSI di nomor 0815 8411 4040.

Selanjutnya, nasabah hanya perlu melakukan langkah berikut: Download aplikasi BSI Mobile di App Store dan Google Play Store. Pilih 'Sudah Memiliki Rekening'. Klik 'Aktivasi' Masukkan nomor HP dan kode aktivasi yang telah diterima nasabah melalui SMS. Kirim SMS verifikasi ke 3339 kemudian kembali ke aplikasi BSI Mobile. Buat PIN Transaksi dan Kata Sandi.

Mobile BSI, Layanan Digital BSI

Saat ini, BSI memiliki lebih dari 1.300 cabang dan lebih dari 1.700 ATM di seluruh Indonesia.  Di masa pandemi,  BSI melayani pembukaan rekening secara online melalui Mobile Banking BSI.  

Nasabah BSI juga kian dimudahkan untuk bisa melakukan Tarik Tunai Tanpa Kartu di Indomaret atau ATM BSI. Nasabah cukup melakukan langkah-langkah berikut; download aplikasi BSI Mobile (bagi yang belum mendownload), pilih menu "Tarik Tunai" di BSI Mobile, pilih "Indomaret" / ATM BSI, pilih nominal penarikan, masukkan PIN kemudian akan muncul resi yang berisi kode OTP/kode tarik tunai. 

Nasabah bisa langsung melakukan Tarik tunai ke Indomaret dengan menyampaikan kode Tarik Tunai dan nomor HP yang terdaftar di BSI Mobile ke kasir Indomaret, atau jika melalui ATM BSI nasabah bisa langsung melakukan Tarik tunai tanpa kartu di ATM BSI manapun dengan memilih menu “Tarik tunai tanpa kartu/cardless withdrawal” di ATM BSI dan memasukkan kode OTP/Tarik Tunai.

Hery Gunardy mengatakan, layanan BSI Tarik Tunai Tanpa Kartu dapat dilakukan di 17.800 outlet Indomaret dan lebih dari 1.800 ATM BSI seluruh Indonesia. Nasabah juga memperoleh keuntungan ekstra diantaranya biaya yang murah, dimana tarik tunai tanpa kartu di outlet Indomaret hanya dikenakan biaya Rp5 ribu per transaksi lebih hemat apabila nasabah melakukan transaksi dengan Kartu ATM BSI di ATM Bank Lain. Sementara BSI Tarik Tunai Tanpa Kartu di ATM BSI tidak dikenakan biaya.  

Selain itu, fitur ini aman karena menggunakan kode OTP yang dikirimkan ke nomor handphone yang telah didaftarkan dan terkoneksi dengan layanan BSI Mobile. Kode OTP yang nasabah dapatkan bersifat rahasia dan hanya berlaku selama 2 jam setelah mendapatkan kode tersebut dari BSI mobile. Per Juni 2021, jumlah pengguna BSI Mobile mencapai 2,2 juta User dan transaksi BSI Mobile mengalami pertumbuhan sebesar 113% secara tahunan (yoy).

Inovasi untuk menghadirkan fitur-fitur baru lainnya di aplikasi BSI Mobile, juga terus dilakukan, seperti fitur Paylater dan Mitraguna Online.

Harapannya, layanan BSI Mobile menjadi lebih lengkap dan mendukung berbagai kebutuhan nasabah dan masyarakat di era digitalisasi.

Melalui BSI Mobile, nasabah bisa menabung emas, gadai emas, membayar ZISWAF  (zakat infaq sedekah dan wakaf), dan membeli hewan kurban. Bahkan, pengguna BSI Mobile dapat mengecek waktu sholat dan lokasi masjid terdekat. Melalui berbagai produk dan layanannya, BSI Mobile berupaya mendampingi nasabah sebagai sahabat finansial, sosial dan spiritual untuk memberikan manfaat yang seluas-luasnya bagi umat.

“BSI memahami kebutuhan dan tren gaya hidup masyarakat di era digital, diantaranya kemudahan akses transaksi perbankan via smartphone. Inovasi ini diharapkan dapat membuat transaksi keuangan lebih cepat, mudah, dan aman sehingga  nasabah tidak perlu lagi khawatir saat ketinggalan dompet atau kartu ATM dan dapat meminimalisir tingkat kejahatan di ATM yaitu skimming sekaligus memberikan rasa aman kepada masyarakat yang saat ini sedang bersama-sama berjuang melawan pandemi Covid-19,” tutur Hery Gunardi.

Melayani UMKM

Di tengah hantaman pandemi Covid-19, BSI juga terus berikhtiar setia dengan komitmennya untuk menolong pelaku UMKM.  Pada semester pertama 2021, pembiayaan untuk sektor UMKM mengalami peningkatan.

Wakil Direktur Utama 1 Bank Syariah Indonesia Ngatari  mengungkapkan, hingga Juni 2021, pembiayaan UMKM di BSI tercatat sebesar Rp36,82 triliun atau lebih tinggi dibandingkan dengan akhir 2020 lalu yang tercatat sebesar Rp34,99 triliun. Pembiayaan UMKM didominasi oleh usaha menengah sebanyak 14,66 persen yang kemudian disusul usaha kecil sebesar 10,76 persen, dan usaha mikro sebesar 11,41 persen.

Pembiayaan kepada segmen mikro, menurut Ngatari, terus mengalami pertumbuhan menunjukkan komitemen BSI dalam mendukung pertumbuhan UMKM di Indonesia dengan komposisi untuk pembiayaan UMKM pada Juni 2021 sebesar 22,86 persen atau naik 46 basis poin dibandingkan Maret 2021.

"Kedepan komitmen BSI kepada sektor UMKM tidak akan luntur, kami akan terus menyalurkan pembiayaan kepada nasabah yang sehat dan berkelanjutan," katanya, dikutip Antara (7/7/2021).

Selama masa pandemi,  Bank Syariah Indonesia juga telah melakukan restrukturisasi pembiayaan kepada 96 ribu nasabah dengan nilai Rp18,9 triliun.

"Dari jumlah itu, sebanyak 65 persennya atau 62 ribu merupakan nasabah UMKM dengan nominal Rp7,91 triliun," ujarnya.

Secara umum hingga Juni 2021, BSI mencatatkan total pembiayaan sebesar Rp161,50 triliun atau tumbuh 11,73 persen "year on year".

Pertumbuhan pembiayaan itu ditopang oleh pembiayaan mikro, gadai emas, dan pembiayaan konsumen.

Pembiayaan tumbuh sebesar 12,88 persen, gadai emas tumbuh 27,70 persen, dan konsumen tumbuh 27,38 persen.

BSI juga berperan dalam penyaluran dana pemulihan ekonomi nasional, dimana hingga bulan Juli 2021, BSI telah menyalurkan dana pemulihan ekonomi nasional sebesar Rp2,12 triliun untuk 18.539 debitur.

"Kami targetkan sampai dengan 22 Oktober 2021 akan terealisasi kurang lebih Rp45 triliun atau leverage satu setengah kali dari penempatan dana sebesar Rp3 triliun," katanya.


Kinerja dan komitmen BSI terbukti mendapat apresiasi dari dunia internasional. Tiga bulan berselang usai merger, BSI meraih prestasi gemilang dinobatkan sebagai salah satu World’s Best Banks 2021 oleh Forbes. Prestasi itu mengacu hasil survey yang dilakukan terhadap lebih dari 43 ribu konsumen yang mewakili 28 negara serta lima kriteria penilaian yaitu trust, terms and conditions, customer services, digital services dan financial advice. 

Berdasarkan riset dari State of the Global Islamic Economy Report, industri halal menyimpan potensi besar yaitu sebesar lebih dari Rp 4.000 triliun. Potensi industri halal ini terdiri dari halal food, fashion, media, tourism, pharmacy, cosmetics, dan umrah. 

Dengan dukungan Pemerintah dan regulator, industri perbankan syariah, termasuk BSI, di masa depan diharapkan tumbuh secara eksponensial, sehingga meningkatkan perekonomian Indonesia.