Kasus eFishery Pengaruhi Citra Negatif Startup Indonesia

Dani Satria, Pemerhati Hal Ketenagakerjaan. Foto: Istimewa/RMOLJateng
Dani Satria, Pemerhati Hal Ketenagakerjaan. Foto: Istimewa/RMOLJateng

Jakarta - Dari tahun ke tahun, sudah banyak kisah gagal dan bangkrut dari startup terkenal di Indonesia.

Kali ini Indonesia dihebohkan oleh perusahaan startup yang berfokus pada bisnis akuakultur, khususnya di sektor budidaya perikanan dan udang, yaitu eFishery.

Perusahaan rintisan tersebut didirikan pada 2013 oleh Gibran Huzaifah di Bandung. Pada tahun 2025 ini, eFishery menjadi sorotan publik karena adanya dugaan fraud yang terjadi di internal perusahaan tersebut.

Menurut pemerhati ketenagakerjaan Dani Satria kasus yang menimpa eFishery ini telah mempengaruhi citra startup di Indonesia menjadi negatif. Startup yang dulunya digadang-gadang sebagai perusahaan khas anak muda yang kreatif dan inovatif, kini berubah citranya menjadi perusahaan yang berisiko bagi investor dan berpotensi besar untuk gagal.

“Kasus eFishery yang saat ini sedang menjadi sorotan publik telah mempengaruhi citra negatif startup di Indonesia. Seperti diketahui bahwa selama sepuluh tahun terakhir, startup di Indonesia telah berkembang begitu pesat. Pertumbuhan kuantitas yang masif ini, juga diikuti oleh banyaknya startup yang tumbang di tengah jalan. Banyak hal yang membuat startup nasional tutup, beberapa alasannya adalah tidak terpenuhinya product-market fit, persoalan pada manajemen perusahaan, model bisnis yang tidak jelas, tidak kompetitif dengan para pemain besar, pengelolaan keuangan yang buruk hingga pengelolaan tim yang lemah. Untuk kasus eFishery, yang paling mencuri perhatian adalah bahwa mereka telah mengalami kerugian berdasarkan laporan keuangan internal sejak tahun 2021,” kata pemerhati ketenagakerjaan Dani Satria di Kendal, Jawa Tengah. Hal ini dikatakannya di dalam siaran persnya yang diterima oleh Redaksi RMOLJawaTengah  Rabu (05/02).

Dani berpendapat bahwa kasus eFishery ini dapat menjadi pembelajaran bahwa founder dan pimpinan startup di Indonesia lainnya agar terus menjaga integritas. Kepercayaan yang telah diberikan investor dan para karyawan harus terus dipegang teguh oleh para founder dan pimpinan perusahaan.

Dikhawatirkan, imbas dari kasus fraud di dalam startup akan membuat investor tak lagi tertarik untuk berinvestasi di Indonesia, khususnya di sektor perikanan.

“Harapannya, startup sebesar eFishery dapat menyelesaikan permasalahan manajemen dan keuangan di dalamnya, serta tidak mengorbankan para pekerja yang ada. Semoga tidak ada gelombang PHK yang besar pada kasus ini,” pungkas Dani.