Masyarakat Harapkan Harga Sembako Normal, Biaya Belanja Selama Ramadan Bisa Naik Tiga Kali Lipat

Warga Kota Semarang Harapkan Harga Kebutuhan Pokok Normal Selama Bulan Ramadhan. Foto: Dokumentasi/RMOLJateng
Warga Kota Semarang Harapkan Harga Kebutuhan Pokok Normal Selama Bulan Ramadhan. Foto: Dokumentasi/RMOLJateng

Saat ini harga kebutuhan pokok di Kota Semarang, Jawa Tengah, bagi masyarakat dianggap belum terjangkau dengan naiknya beberapa bahan-bahan pokok sejak awal tahun 2024. Padahal, sebentar lagi sudah memasuki bulan Ramadan, dan kebutuhan mereka bakal bertambah untuk mempersiapkan menu buka puasa dan sahur.


Mereka khawatir harga sembako mahal mempengaruhi biaya hidup sehari-hari habis untuk kebutuhan dapur saja. Saat ini, harga bahan-bahan dapur walaupun telah sebagian turun dari sebelumnya, tetapi bagi ibu-ibu terasa masih berat sehingga sulit untuk membagi dengan kebutuhan biaya hidup setiap hari. 

Seperti Suryani, warga Tlogosari Kulon, dirinya mengaku bisa berbelanja kebutuhan tiga kali lipat lebih jika harga belum turun. Selama harga beras dan lauk mahal satu-satunya pilihan menambah uang harian agar cukup. 

"Kemarin beras mahal, sampai Rp 20 ribu per kilogram. Lauk pauknya juga naik semuanya, telur dan ayam. Padahal konsumsi sehari-hari dibeli. Ya, akhirnya tidak ada pilihan biaya membengkak harus dipenuhi demi keluarga," katanya. 

Pun dengan warga Kaligawe, Indah. Dia berharap, harga bahan-bahan pokok normal selama bulan Ramadan karena kebutuhan meningkat dibanding hari-hari biasanya. Jika harga naik dan mahal masyarakat akan kesulitan dan mengeluh tidak mampu memenuhi kebutuhan rumah bagi keluarga. 

"Harga kebutuhan pokok mahal semua, belum keperluan anak, jatah suami. Kita pemasukan bulanan tetap gaji tidak naik, tapi malah biaya-biaya sehari-hari mahal, ya semoga bisa normal lagi karena kebutuhan pokok sudah kewajiban untuk dipenuhi. Kita khawatir harga jika belum normal, soalnya kebutuhan harian di bulan Ramadan akan semakin banyak jadi bisa habis anggaran cuma buat belanja," tuturnya. 

Permatasari, warga Banyumanik juga mengharapkan, pemerintah bisa segera mengendalikan harga sembako. Sebab, masyarakat rugi dan lama-kelamaan jika tidak teratasi dampaknya ke perekonomian daerah dan negara. 

"Pemilu ini awal tahun pas bertepatan dengan Ramadan, entah kebetulan atau bagaimana tetapi masyarakat merasa dirugikan karena kondisi perekonomian seperti ini mahal sekali untuk belanja kebutuhan. Yang rugi masyarakat, dan akhirnya pasti dampak akan lebih luas sehingga harus ada perhatian dan upaya pemerintah untuk turun ke bawah," harap dia.