Mbak Ita Panen Ikan di Urban Farming SMP Negeri 11 Semarang

Penerapan pertanian perkotaan atau urban farming terus digalakkan di Kota Semarang. Pasalnya urban farming menjadi salah satu upaya untuk menjaga kedaulatan pangan dalam rangka menekan inflasi yang mengakibatkan resesi global.


Plt Walikota Semarang, Hevearita G. Rahayu mengatakan urban farming saat ini sudah menyasar ke dunia pendidikan yang dimasukan ke dalam kurikulum merdeka belajar meski porsinya hanya 20 persen. 

Namun melalui pembelajaran urban farming di sekolahan, diharapkan anak-anak juga bisa ikut terlibat dalam pencegahan krisis pangan.

“Kita tidak bisa bergerak sendiri untuk menangani krisis pangan maupun menekan inflasi, maka kita ajak anak-anak belajar urban farming. Ini juga menjadi salah satu pendidikan karakter bagi anak-anak karena mereka menanam dari bibit hingga panen dan membutuhkan kesabaran dna tim work,” kata Ita, sapaan akrabnya, usai melakukan penanaman dan panen ikan di SMPN 11 Semarang, Jumat (20/1).

Gerakan menanam di sekolahan ini tidak hanya bisa dimanfaatkan ilmunya oleh peserta didik saja melainkan para orang tua siswa juga bisa ikut terlibat dalam kegiatan tersebut. 

Diharapkan para orang tua juga mencontoh apa yang dilakukan anak-anaknya di sekolah dengan melakukan urban farming di pekarangan rumah masing-masing.

“Kita akan didik mulai dari anak sekolah yang diharapkan bisa menularkan kepada orang tua. Banyak filosofi dari gerakan menanam selain manfaat secara nyata adalah karakter anak akan timbul, anak-anak akan lupa dengan gadget,” bebernya.

Ita bahkan mengakui jika kesadaran untuk bercocok tanam di Kota Semarang mulai meningkat. Ia bahkan berencana akan membuat gerakan menanam secara serentak mulai dari tingkat kelurahan, Kecamatan, hingga kota pada tanggal 27 Januari mendatang. 

Penanaman serentak ini dilakukan di berbagai lingkungan termasuk di daerah aliran sungai (DAS) yang beberapa waktu lalu terdampak banjir. 

“Harapannya pertumbuhan ekonomi semakin baik dan angka inflasi semakin bisa kita tekan,” imbuhnya.

Kepala Sekolah SMPN 11 Semarang, Dwi Astuti Indriyanti menyampaikan SMP yang dipimpinnya ini bahkan memiliki kegiatan PM6 yakni Program Menanam, Merawat, Memupuk, Memanen, Memasak dan Makan Bersama. 

Program ini dilakukan untuk menekan angka stunting di lingkungan SMPN 11 dna juga sebagai wujud sekolah yang peduli akan kedaulatan pangan.

Pada penanaman kali ini, ada 800 bibit yang ditanam mulai dari bibit bayam, kangkung, sawi, tomat, terong dan cabe. Nantinya setelah dipanen maka pihak sekolah bersama paguyuban orang tua akan memasak hasil panen dan memakan bersama.

“Harapan kami mengurangi stunting bagi anak SMP 11 jadi kami harap ini bisa menumbuhkan karakter anak-anak agar mempunyai tanggung jawab minimal bagi diri sendiri dulu,” terang Dwi Astuti.

Ia mengatakan anak-anak sangat antusias ketika diajarkan bercocok tanam. Bibit yang dipakai dalam bercocok tanam, SMPN 11 bekerjasama dengan Dinas Pertanian dalam penyediaan bibit dan pendamping pertanian. 

Selain itu pihaknya juga bekerjasama dengan Dinas Perikanan untuk memberikan pembelajaran bagaimana cara budidaya ikan dengan benar.

“Anak-anak sangat antusias sekali sampai penasaran bahkan anak-anak kalau setiap jam istirahat mengecek tanamannya karena kami sudah mulai sejak minggu lalu,” tandasnya.