Memprihatinkan, Kondisi Armada Pengangkut Sampah di Kabupaten Batang

Kondisi armada pengangkut sampah milik pemerintah Kabupaten Batang dalam kondisi memprihatinkan. Sejumlah truk dalam kondisi rusak hingga ban sudah tipis.


Hal itu diakui oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Batang, Handy Hakim saat ditemui di kantornya. Ia mengakui terkendala jumlah anggaran untuk pemeliharaan armada.

"Anggaran perbaikan untuk armada hanya Rp 100 juta. Jumlah armada kami ada 30. Terdiri atas truk sampah, Viar, armrol, elsapek," katanya, Selasa (1/3).

Ia mencontohkan harga satu ban truk antara Rp 1,6 juta hingga Rp 1,8 juta. Bayangkan jika mayoritas truk butuh ganti ban, maka anggaran perbaikan tidak mencukupi.

Handy mengatakan kebutuhan armada tidak hanya ban, tapi juga servis hingga perbaikan mesin. Misalnya, tidak sedikit chasis truk yang rusak.

Di sisi lain, pihaknya juga kekurangan armada alat berat, atau beckhoe. Saat ini, dari dua alat berat, yang berfungsi hanya satu.

"Yang satu rusak terbakar, dan biaya perbaikannya jelas besar. Untuk yang satunya juga sering rusak," ucapnya.

Ia menjelaskan, alat beratnya sangat vital untuk mengatur sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Randukuning yang overload. Alat berat harus beroperasi tiap hari dan jika berhenti maka akan terhambat. 

Handy mengatakan anggaran perbaikan alat berat pun hanya Rp 80 juta per tahun. Anggaran itu digunakan untuk berulangkali menservis satu-satunya alat berat yang berfungsi.

Selain masalah pemeliharaan armada, dari sisi jumlah pun masih kurang. Idealnya dalam satu kecamatan besar, semisal Gringsing, paling tidak butuh dua armada truk.

"Untuk anggaran kami sekitar Rp 6 miliar, sekitar Rp 5 miliar untuk honor tenaga," jelasnya.