Sebagai partai pemenang Pemilu Legislatif (Pileg) 2024 dan mampu mengusung calon sendiri, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) memilih posisi jadi calon wakil Bupati mantan rival di Kabupaten Pekalongan.
- Rayakan HUT Perhutani Ke-64, KPH Pekalongan Barat Mengajak Peningkatkan Kinerja Sehingga Sesuai Target
- Penjual Bunga Melati Kebanjiran Rezeki Di Momen Idulfitri
- SAR: Garda Terdepan Dalam Operasi Kemanusiaan Jelang Lebaran 2025
Baca Juga
Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Kabupaten Pekalongan, Asip Kholbihi yang notabene periode 2016–2021 pun memilih 'mengalah'. Tidak maju lagi. Giliran sekretaris DPW PKB Jateng, Sukirman yang maju dalam kontestasi Pilbup.
"Iya memang betul, PKB itu punya tradisi menang Pileg di Kabupaten Pekalongan semenjak 2004 hingga sekarang. Terakhir kita dapat 14 kursi, memang turun satu (dibanding Pemilu sebelumnya). Namun secara akumulatif jumlah suara kita naik hampir 11 ribu, atau hampir 167 ribu," kata Asip saat ditemui di Kantor DPC PKB Pekalongan mengawali penjelasannya, Jumat (17/5).
Ia mengakui, banyak pertanyaan apakah PKB akan mengusung calon sendiri. Awalnya, pihaknya berniat mengusung calon bupati dengan membuka penjaringan. Lalu hasilnya akan diserahkan ke DPW PKB Jateng.
Saat membuka pendaftaran, Bupati incumbent Fadia Arafiq yang merupakan lawannya pada Pemilu 2021 mendaftar ke PKB. Pihaknya mengapresiasi hal itu, tapi memposisikannya seperti pendaftar lain.
"Karena bu Fadia menurut saya baru bekerja 3,5 tahun, sehingga belum cukup untuk menyelesaikan program-program pembangunan yang sudah beliau rintis. Karena itu Gus Yusuf , selaku ketua DPW Jateng memberi arahan kepada kami bagaimana kalau bu Fadia kita usung, karena beliau juga mendaftar di PKB," jelasnya.
Lalu pasangannya? PKB akhirnya menunjuk Sukirman sebagai calon wakil Bupati. Selain sebagai sekretaris DPW Jateng, Sukirman juga putra asli Kabupaten Pekalongan sekaligus Wakil Ketua DPRD Jateng.
Ia menyebut di dunia politik memang ada capaian ideal tapi juga harus berpikir secara rasional. Bahwa dengan mengusung incumbent bisa menjaga kemenangan PKB dan soliditas di masyarakat,
Asip menyebut kekuasan bagi PKB adalah mandatory yang harus dijalankan pemimpin untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat.
Saat ditanya mengapa tidak mencalonkan diri lagi, Asip Kholbihi menyebut bahwa bekalnya sudah cukup. Ia sudah pernah mencicipi kursi ketua DPRD Kabupaten Pekalongan dua periode. Kemudian Bupati Pekalongan satu periode.
"Dulu kami (PKB) ada bu Qomariyah yang jadi wakil Bupati, kemudian jadi Bupati. Kemudian pak Kirman ini dari Wakil Bupati dulu, karir eksekutifnya biar ditata," ucapnya.
Asip menyebut bahwa mengelola kekuasaan bukan satu-satunya tujuan. Menurutnya, kekuasan adalah wasilah atau instrumen, lalu tujuan akhirnya adalah mewujudkan kesejahteraan rakyat.
Ia yakin gabungan kursi Golkar yang punya 9 kursi dan PKB 14 kursi dengan total 23 kursi parlemen, bisa mengantar pembangunan Kabupaten Pekalongan dengan lebih baik. Pihaknya tidak memikirkan rivalitas dulu saat Pemilu 2024. Politik baginya tidak ada musuh abadi dan tidak ada kawan abadi.
"Yah kita lihat Pak Prabowo dengan Pak Jokowi. Sekarang pak Muhaimin sendiri yang kemarin berseberangan, naga-naganya mau bergabung (dengan pemerintahan). Itulah politik. Bagi PKB politik adalah bagaimana kita mendesain kekuasaan yang membawa kebahagian dunia dan akhirat. Dan di PKB ini akhirat ini ketemu juga," katanya.
Asip mengakui keputusan itu juga menimbulkan gejolak di akar rumput. Pihaknya pun selalu menjelaskan alasan di balik keputusan partai itu.
"Kekecewaan di akar rumput, iya,saya memahami karena banyak WA, banyak pertanyaan yang masuk ke saya. Tentu sudah saya jelaskan, bahwa di politik tidak hanya idealitas saja, kadang-kadang kita harus rasional, kita harus berhitung. Sekali lagi orientasi kekuasaann PKB tidak hanya berkuasa saja, tapi jika bisa disubtitusikan kepada yang berkuasa itu juga bisa diperjuangkan," ucapnya.
Asip berujar jika nanti infrastuktur dan suprastruktur PKB lebih memungkinkan, pihaknya akan comeback mengusung lagi. Keputusan saat ini juga sebagai ajang mempersiapkan hal itu.
"Karena syarat menjadi bupati ini kan pertama harus popularitas, elektabilitas juga orang-orang mempertanyakan mana isi tasnya. Menurut saya kalau pilkada bisa didesain low cost juga lebih baik. Inilah kesadaran PKB bagaimana membangun Kabupaten Pekalongan melalui proses politik yang bisa kita usahakan dengan low cost. Bagaimana kita mendesain seperti itu," jelasnya.
- Rayakan HUT Perhutani Ke-64, KPH Pekalongan Barat Mengajak Peningkatkan Kinerja Sehingga Sesuai Target
- Penjual Bunga Melati Kebanjiran Rezeki Di Momen Idulfitri
- SAR: Garda Terdepan Dalam Operasi Kemanusiaan Jelang Lebaran 2025