- 18 Bulan Menjabat Kapolres Wonogiri, Ini Prestasi AKBP Indra Waspada
- Mengenal Eel, Bawa Nama Besar Djatmiko, Dari Kecil Kenyang Didik Politikus Gaek Teddy Sulistyo
- Ini Rencana Jekek Usai Pensiun Jadi Bupati
Baca Juga
Nama Connie Bakrie mencuat menjadi perbincangan hangat di Indonesia. Tak hanya di media sosial dan berita-berita, tapi juga jadi obrolan warung kopi. Pengakuannya soal dokumen negara titipan beberapa pihak kepada dirinya menjadi topik bahasan utama perbincangan tersebut.
Alhasil, pro dan kontra pun banyak berseliwelan di dunia maya. Siapa Connie?. Bagi sebagian kalangan, nama ini sejatinya bukan ‘barang’ baru. Ia dikenal sebagai pakar militer dan intelejen.
Keakuratan dan kejeliannya dalam mengungkapkan beberapa fakta tentang demokrasi dan situasi politik di Indonesia saat ini membuat banyak pihak sering dibuat terbelalak. Bahkan, percakapannya dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin dalam sebuah forum internasional, kian membuktikan sosoknya yang tak biasa.
Dilansir dari berbagai sumber terpercaya, Connie bernama lengkap Rahakundini Laspetrini yang lebih dikenal dengan Connie Rahakundini Bakrie, lahir dari orang tua yang berdarah campuran Gorontalo dan Tasikmalaya.
Ayahnya Dr. Ir. Bakrie Arbie adalah pakar nuklir Indonesia yang pernah menjabat sebagai Kepala Pusat Pengembangan Teknlogi Reaktor Riset dan Deputi Kepala Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN) periode 1987-2002.
Sedangkan ibunya, Nyi Raden Sekarningsih Ardiwinata atau yang lebih dikenal dengan Ani Sekariningsih alias Ani Bakrie Arbie adalah seorang penulis, ahli tarot dan fotografer terkenal dengan sebutan Puthu Swasti semasa lajangnya.
Diketahui, Ani adalah salah satu pendiri Yayasan Asmat. Perhatian dan dedikasinya kepada pendidikan perempuan khususnya suku Asmat, mengantarkannya meraih penghargaan Anugerah Citra Kartini tahun 2000.
Connie Rahakundini Bakrie yang lebih dikenal dengan panggilan Connie Bakrie, lahir di Bandung pada 3 November 1964 yang berarti kini berusia 60 tahun.
Kehidupan berkeluarganya berawal saat dia melabuhkan cintanya pada Ambassador AK Wahab, meski kemudian kandas di tahun 1999.
Pernikahan keduanya dengan Letjen (Purn.) Djaya Suparman memiliki 3 buah hati; Audindra, Samantha Deandra Azzaria, Aurelle Alessandre Merkava. Meski akhirnya pernikahannya yang kedua juga kandas di tahun 2014.
Perlu diketahui, Djaya merupakan perwira tinggi TNI-AD lulusan akmil tahun 1972 dari kesatuan infantri baret hijau. Berkarier cemerlang dirintisnya dari bawah sebagai komandan peleton (Danton) di Blitar, kemudian menanjaki tangga jabatan strategis hingga Panglima Kodam (Pangdam) V Brawijaya, Pangdam Jaya dan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad).
Ali Sudibyo, seorang anggota TNI AU berpangkat Kolonel adalah mantan suami ke-3 yang hanya seumur jagung dan selesai di tahun 2014.
Sementara itu, pendidikan tingginya dimulai dengan perolehan gelar Sarjana Sosial di tahun 2005. Menyusul pada tahun 2007 resmi menyadang gelar Master of Science dari jurusan Hubungan Internasional dari Universitas Indonesia.
Connie kini seorang Guru Besar bidang Hubungan Internasional di Universitas Saint Petersburg, Rusia (St Petersburg State University), sekaligus Ambassador of Science and Education of Russia.
Meski melabuhkan akademisnya di Rusia, Conie memfasilitasi kolaborasi berbagai bidang, salah satunya adalah kemitraan St. Petersburg State University dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan beberapa universitas di tanah air.
Dengan kiprah internasionalnya yang luas, tak lepas dari pengalaman panjangnya di berbagai lembaga pendidikan dan kajian khusus pada pertahanan, keamanan dan intelijen di berbagai negara.
- Ini Kata Pakar Soal Rencana Kemendikdasmen
- Pakar: Keadilan Restoratif, Prioritas Dalam Revisi KUHAP!
- LKBPH PWI Kutuk Pembakaran Kantor Redaksi Pakar