Banyak orang yang masih salah paham dengan gerakan sosial keagamaan yang dilakukan oleh Gerakan Pemuda Ansor dan Barisan Serba Guna (Banser).
- Ini Pesan Khusus Eks Gubenur Jateng untuk Gus Yasin
- Pulkam ke Kampung Ayahnya di Magelang, Cagub Andika Disambut Hangat Warga
- Mumin - Bima : Pasangan Kades-ASN Maju Pilbup Tegal 2024 Melalui Jalur Independen
Baca Juga
"Ansor dan Banser selalu diejek tapi tidak mempan. Sebab semuanya dilakukan atas niatan tulus membela agama dan negara," tegas Mujibur Rohman, Ketua Pimpinan Pusat GP Ansor saat membuka Konfercab VIII GP Ansor Kota Semarang di Aula MA Nurul Huda Mangkang Semarang, Minggu kemarin.
Atas ejekan dan hinaan itu, Mujib yang juga Ketua Korwil Jateng-DIY menegaskan semua kader muda NU yang tergabung dalam Ansor harus kompak. Ansor sudah bagus, jangan sampai menjadi tidak bagus karena kesalahan anggotanya.
"Niat bergabung masuk Ansor adalah memperbaiki diri dengan mengharap berkah para Kiai," tegas alumni UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini.
Kalau masih ada yang masuk Ansor dan Banser hanya untuk bangga-banggaan dan berebut kekuasaan itu tidak etis. Apalagi jika jumawa menyatakan kalau tanpa peran seseorang, Ansor akan hancur.
"Itu namanya sudah tidak sesuai akhlak santri," ungkapnya di hadapan ratusan kader dan Kiai.
Tradisi pemilihan Ketua Ansor di semua tingkatan tidak lagi menggunakan voting. Ansor selalu mengedepankan musyawarah mufakat.
"Ansor tidak mengenal konflik internal. Semua diselesaikan dan dirembug dengan baik agar Ansor semakin maju," ungkap Mujib yang juga Wakil Komandan Densus 99.
Kalau masih ada kader Ansor yang jumawa ingin keluar dari organisasi karena gagal memimpin dipersilahkan. Mujib hanya mengingatkan bahwa keluarnya kader dari Ansor sama dengan keluar sebagai santrinya Mbah Hasyim Asy'ari.
"Berarti sama dengan tidak butuh para ulama sebagai penuntun hidup. Sebab Ansor adalah santri-santri yang rindu nasehat Kiai," tegas mantan Ketua PP Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama ini.
Di akhir sambutannya Mujib berharap pada semua kader Ansor dan Banser untuk berani menuntaskan dua problem sosial yang kini marak. Dia menegaskan, Ansor juga harus berani menghadapi sekelompok kecil yang menjadi dominasi umat Islam.
"Ansor harus berani melawan oknum bangsa yang mengganti konsensus Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI dan UUD 1945," pungkasnya.
- Komunikasi Sambal Terong Ala Ganjar Pranowo Saat Sowan Abah Suyuthi
- Sembilan Parpol Non Parlemen Deklarasi Dukung Ilyas Akbar Dalam Pilkada Karanganyar
- Tiga Kades di Banjarnegara Diduga Langgar Netralitas, Salah Satunya Isteri Cawabup