Museum Kretek Kudus Hadirkan Sensasi Baru, Pengunjung Bisa Belajar Membuat Rokok Kretek

Pj Bupati Kudus Hasan Chabibie mencoba membuat rokok kretek di meja kuno hibah dari perusahaan rokok di Kudus. Arif Edy Purnomo/RMOLJateng
Pj Bupati Kudus Hasan Chabibie mencoba membuat rokok kretek di meja kuno hibah dari perusahaan rokok di Kudus. Arif Edy Purnomo/RMOLJateng

Keberadaan meja kuno linting rokok pemberian hibah dari PT. Nojorono Tobacco International Kudus, kini menambah jumlah koleksi benda yang tersimpan di Museum Kretek Kudus. 

Hingga kini, museum setempat memiliki 1.061 koleksi mulai dari peralatan, diorama hingga kemasan rokok sejak zaman dulu.

Yang menarik dari pemberian meja kuno dari salah satu perusahaan rokok di Kudus ini, para pengunjung bisa mencoba langsung aktifitas bathil dan nglinting meracik rokok kretek hasil tangan sendiri. Sensasi tersebut bisa didapatkan, saat berkunjung di Museum Kretek. 

Seremonial penyerahan hibah dari manajemen PT. Nojorono, diterima oleh Penjabat (Pj) Bupati Kudus Hasan Chabibie dan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kudus Mutrikah, di museum setempat, Selasa (26/3).

Usai resmi dihibahkan, sejumlah pejabat dan undangan pun tertarik mencoba langsung bagaimana membuat rokok kretek yang merupakan kekayaan dan asset kota Kudus hingga dikenal sebagai Kota Kretek.

Pj Bupati Kudus Hasan Chabibie mengaku hibah meja linting rokok tersebut, bermanfaat menambah koleksi benda yang dimiliki Museum Kretek.

Keberadaan alat produksi rokok manual itu, kata Hasan, bisa menceritakan perjalanan panjang perkembangan industri rokok kretek di Kudus.

"Ini menjadi pelajaran berharga bagi pengunjung saat mencoba melinting rokok kretek,” ujar Hasan.

Hasan pun sangat berharap, semakin banyak pengusaha industri rokok yang mau menghibahkan peralatan kuno, sehingga dapat memberi nilai edukasi sejarah perkembangan kretek di Indonesia.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur PT Nojorono Tobacco International, Arief Goenadibrata menambahkan, tujuan hibah meja linting itu bukan untuk membuat tempat produksi kecil, namun sifatnya sebagai bagian dari sejarah rokok kretek.

"Ini menjadi sejarah kami dulu. Kami hibahkan untuk edukasi bagaimana susahnya membuat rokok kretek. Dimana banyak ibu-ibu di Kudus hidup dari proses tersebut," kata Goenadibrata.

Goenadibrata mengaku kehadiran meja linting tersebut, juga memiliki arti penting pada sejarah perusahaan rokok yang dipimpinnya. Uniknya, meja linting itu sudah ada sejak masa awal pendirian PT Nojorono di Kudus.

"Karena itu, sejarah ini perlu diapresiasi. Terlebih Kota Kudus juga dikenal juga sebagai Kota Kretek," imbuhnya.

Tak hanya itu saja, Goenadibrata juga mempersilahkan para pengunjung di Museum Kretek diperbolehkan mencoba membuat rokok.

“Hanya saja rokok itu bukan untuk dikonsumsi. Tembakau yang disiapkan bukan untuk dikonsumsi. Semacam mainan untuk praktik membuat saja," terangnya.

Untuk diketahui, Museum Kretek baru-baru semoat menjadi sorotan setelah muncul di serial Gadis Kretek yang tengah naik daun. Museum yang berada di Kudus ini khusus dibangun untuk memperkenalkan sejarah kretek.

Museum Kretek dibangun dan diresmikan pada 3 Oktober 1986. Museum Kretek Kudus ini memiliki daya tarik tersendiri.

Museum Kretek di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah ramai pengunjung saat momen libur sekolah dan Nataru kali ini. Wisatawan penasaran dengan kondisi museum karena menjadi salah satu lokasi syuting film Gadis Kretek.

Film Gadis Kretek diangkat dari novel berjudul yang sama, Gadis Kretek karya Ratih Kumala. Film itu mengisahkan tentang latar belakang industri kretek pada tahun 1960-an.