Oei Hoei Lan, Putri Semarang Anak Kesayangan Oei Tiong Ham yang Sempat Jadi Ibu Negara Tiongkok

Oei Hoei Lan (atas-red), Rumah masa kecil Oei Hoei Lan yang juga rumah orangtuanya, Oei Tiong Ham, kerap disebut sebagai Istana Gergaji, masih berdiri megah di Jalan Kyai Saleh Semarang, kini difungsikan untuk kantor lembaga keuangan pemerintah. Soetjipto/Dok.RMOLJateng
Oei Hoei Lan (atas-red), Rumah masa kecil Oei Hoei Lan yang juga rumah orangtuanya, Oei Tiong Ham, kerap disebut sebagai Istana Gergaji, masih berdiri megah di Jalan Kyai Saleh Semarang, kini difungsikan untuk kantor lembaga keuangan pemerintah. Soetjipto/Dok.RMOLJateng

Nama besar Oei Tiong Ham sebagai konglomerat Semarang terkaya di Asia Tenggara pada akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20, belum tergoyahkan oleh sosok lain sampai zaman sekarang. 

Di balik nama besar Oei Tiong Ham, adalah seorang anak perempuan bernama Oei Hoei Lan, merupakan anak kedua dari Oei Tiong Ham. 

Oei Hoei Lan yang lahir 21 Desember 1889 merupakan adik dari Oei Tjong Lan. Masa kecil dihabiskan oleh dua saudara ini di sebuah istana yang merupakan tempat tinggal keluarga Oei Tiong Ham, yang kini berlokasi di Jalan Kyai Saleh. Rumah megah Oei Tiong Ham sendiri dijuluki sebagai Istana Gergaji, karena berada di Kampung Gergaji. 

Sebagai anak kesayangan, Oei Hoei Lan sering bermain di gazebo terapung di belakang rumah yang disebut Taman Balekambang.

Dalam biografi yang ditulis Agnes Donovan, "Oei Hoei Lan : Tiada Pesta yang Tidak Berakhir", Oei Hoei Lan bahkan sering dilarang untuk bermain terlalu jauh dari rumah, meskipun lahan bermainnya adalah pekarangan milik orangtuanya. Larangan itu karena saking luasnya lahan kebun dan hutan pribadi milik orangtuanya, sehingga khawatir Oei Hoei Lan tersesat. 

Sebagai putri Semarang, Oei Hoei Lan kerap diajak orangtuanya ke sejumlah tempat keramaian, di antaranya pasar sentiling (sekarang berubah menjadi GOR Trilomba Juang Mugas), atau menyaksikan keramaian Cheng Ho di Tay Kak Sie Pecinan. 

Beranjak remaja, Oei Hoei Lan dinikahi oleh seorang duda dari Tiongkok, Koo Vi Kyuin atau lebih dikenal dengan nama  Wellington Koo, dan ikut hidup menetap di negara berjulukan Negeri Tirai Bambu tersebut. 

Maka berubahlah nama Oei Hoei Lan menjadi Madame Wellington Koo atau Hoei Lan Koo.

Wellington Koo adalah seorang diplomat ulung Tiongkok yang sedang berjuang membangun hubungan diplomatik dengan berbagai negara di Asia dan Eropa. 

Maklum, kala itu RRC sedang dalam perekonomian yang sulit, sehingga butuh kerjasama dengan negara-negara Eropa, dan membangun kepercayaan negara-negara lain untuk bersedia bekerjasama dengan Tiongkok. 

Kondisi ekonomi pejabat-pejabat RRC yang saat itu jauh dari kesan bermewah-mewah, termasuk Wellington Koo, membuat Oei Hoei Lan disorot oleh publik RRC, termasuk oleh media massa setempat, karena penampilan Oei Hoei Lan yang glamor.  

Padahal gaya hidup Oei Hoei Lan  lebih karena ditunjang oleh kemapanan dan kekayaan ayahnya, Oei Tiong Ham, bukan menggunakan uang negara atau fasilitas negara Tiongkok.

Oei Hoei Lan sejak remaja hingga sudah menikah, tetap mendapat tunjangan dari ayahnya dengan nilai yang sangat cukup untuk memenuhi segala kebutuhan hidup Oei Hoei Lan. 

Uang dan kekayaan Oei Hoei Lan sangat jauh lebih tinggi dibandingkan gaji yang diterima oleh Wellington Koo yang merupakan pejabat negara Tiongkok. 

Mendampingi tugas suami, Oei Hoei Lan kerap berpindah-pindah negara. 

Presiden Tiongkok Dr Sun Yat Sen meninggal dunia, Welington Koo diangkat menjadi Pelaksana Tugas Presiden tahun 1926 hingga 1927. Praktis saat itu Oei Hoei Lan menjadi ibu negara Tiongkok meski untuk sementara waktu. 

Sepeninggal ayahnya, Oei Tiong Ham tahun 1924 dan krisis ekonomi dunia 1929, kehidupan ekonomi Oei Hoei Lan menurun.

Kendati aset kekayaan Oei Tiong Ham disita oleh pemerintah Republik Indonesia melalui Pengadilan Ekonomi di Semarang tahun 1961, Namun Oei Hoei Lan telah mewarisi kekayaan dari ayahnya dengan jumlah yang terhitung besar. 

Karier politik Wellington Koo dari Partai Kuomintang RRC sendiri tetap berkibar. Wellington Koo juga sempat menjabat sebagai Duta Besar Tiongkok untuk Amerika Serikat pada tahun 1945. 

Di Amerika Serikat inilah, tepatnya di New York, Oei Hoei Lan pada akhirnya menetap bersama sang suami, hingga Wellington Koo meninggal dunia 14 November 1985 pada usia 97 tahun. 

Oei Hoei Lan sendiri meninggal dunia pada tahun 1992 dalam usia 103 tahun, di New York, Amerika Serikat  dan dimakamkan di kota tersebut.