Pakar: Kritik Terbuka ke Jokowi Akibatkan Survei Ganjar-Mahfud Merosot

Pasangan Capres Prabowo Subianto-Cawapres Gibran Rakabuming Raka. Dok
Pasangan Capres Prabowo Subianto-Cawapres Gibran Rakabuming Raka. Dok

Pakar Psikologi Politik Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Solo, Moh Abdul Hakim menyebut merosotnya hasil survei pasangan Capres-Cawapres, Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Jawa Tengah, diakibatkan oleh kritik terbuka terhadap Presiden Joko Widodo beberapa waktu terakhir.


“Kenapa suara Ganjar turun, karena imbas kritik terbuka yang dialamatkan kepada Joko Widodo. Juga pemilih atau masyarakat di Jateng mulai menerima Prabowo-Gibran," terang Abdul Hakim, Senin (11/12).

Rilis tersebut menyebutkan suara pasangan Ganjar-Mahfud di Jawa Tengah sebelumnya pada bulan Agustus sebesar 62%, kini potret hasil survei November-Desember merosot menjadi 31,6%. Sementara Prabowo-Gibran naik dari 19,6% menjadi 29,6%, sementara Anies-Muhaimin dari 1,6% menjadi 4,1%.

Dia menilai, turunnya suara Ganjar dinilai karena sebagian besar lari ke pasangan Prabowo-Gibran sehingga naik signifikan. Termasuk angka pemilih yang masih bimbang sebesar 28%. Namun ternyata tak hanya Prabowo-Gibran, akrobat tim Ganjar juga membawa dampak ke pasangan Anies-Muhaimin.

"Yang jelas PDIP di Jateng mulai terlihat kehilangan besar. Saya menduga itu mulai terjadi di wilayah Solo Raya. Kenapa, karena masyarakatnya mengenal Jokowi secara pribadi," terang dia.

Dia melanjutkan, suara Ganjar di Jateng bisa makin terganggu jika Prabowo-Gibran masif mendatangi kantong-kantong PDIP. Mengingat saat ini keduanya belum terlihat rajin di wilayah tersebut.

"Nanti angkanya akan berbeda lagi jika misalnya Pati, Jepara, Banyumas misalnya didatangi Prabowo-Gibran," tegas dia.

Dalam survei Litbang Kompas diungkapkan, Prabowo-Gibran mendapatkan 39,3 persen suara, Anies-Muhaimin meraih 16,7 persen dan Ganjar-Mahfud diposisi bontot 15,3 persen dalam survei Litbang Kompas tersebut.

Adapun survei melibatkan 1.364 responden dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi di Indonesia dan tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error lebih kurang 2,65 persen.