Pakistan menolak tuduhan yang dilayangkan oleh pejabat
senior Iran yang menyebut bahwa negara itu menyembunyikan kelompok
bersenjata, Jaish al-Adl. Kelompok tersebut mengklaim bertanggung jawab
atas serangan pekan lalu yang menewaskan 27 anggota elit Pasukan
Pengawal Revolusi Islam (IRGC) di provinsi selatan Sistan-Baluchestan.
- Kebakaran Hutan Turki Ditetapkan Sebagai Bencana Nasional
- Siaran Misa Suci Paus Dari Tiga Negara
- Laporan Oxfam: Covid-19 Membunuh yang Miskin dan Memperkaya yang Kaya
Baca Juga
Javid Hussain, mantan duta besar Pakistan untuk Teheran, menyebuy bahwa tuduhan Islamabad memungkinkan pejuang Jaish al-Adl untuk beroperasi secara bebas di wilayah perbatasannya dengan Iran sangat tidak berdasar dan sepenuhnya salah.
"Kami tidak mengizinkan wilayah kami digunakan oleh organisasi teroris untuk menargetkan tetangga kami," katanya seperti dimuat Al Jazeera (Kamis, 21/2).
"Saya dapat meyakinkan Anda bahwa ini juga merupakan keprihatinan besar bagi kami, dan kami bekerja sama dengan pemerintah Iran untuk memastikan unsur-unsur itu ditangkap dan dibawa ke pengadilan," tambahnya.
Sebelumnya pasa awal pekan ini, Brigadir Jenderal Mohammad Pakpour, seorang komandan senior IRGC, mengumumkan bahwa setidaknya tiga warga Pakistan, termasuk seorang pembom bunuh diri, berkonspirasi dengan tiga warga Iran dari wilayah Sistan-Baluchestan untuk melakukan serangan.
Mayor Jenderal Yahaya Rahim Safavi, pembantu militer tertinggi pemimpin tertinggi Iran, juga mengecam dinas intelijen Pakistan karena mendukung kelompok-kelompok "teroris". Demikian dikutip dari Kantor Berita Politik
- Saudara Serumpun, Kolaborasi Khas
- Retno: Indonesia Dukung Penuh AICHR Proteksi HAM Di ASEAN
- Raja Mohammed VI Minta Partai Siapkan Politisi-Politisi Muda