Desa Paremono di Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang berkomitmen kuat untuk menjadi Desa Bebas Sampah.
- BPK Periksa Belanja Infrastruktur di Kebumen
- Inovasi Teman Gardagita, Dorong Pengembangan 'Solo Smart Culture'
- Dua Nyawa di Karangrayung Grobogan Melayang Gara-gara Mesin Sedot Air
Baca Juga
Kepala Desa Paremono, Tri Sabdono mengatakan, menghilangkan sampah sepenuhnya bukan pekerjaan gampang. Tetapi bila dilakukan bergotong royong niscaya semua akan terwujud.
"Kami mengajak warga masyarakat bisa mengurangi sampah dengan cara yang bijak dan cerdas," katanya, Sabtu (23/9) pada puncak peringatan Hari Kebersihan Sedunia (World Cleanup Day/WCD) Kabupaten Magelang 2023 di Paremono.
Desa Paremono terdiri dari 14 dusun, memiliki satu bank sampah sektoral desa dan 10 bank sampah unit. Untuk operasional kegiatan dianggarkan dari dana desa setiap tahun.
"Hal ini menjadi bukti kepedulian Desa Paremono terhadap lingkungan sudah tidak diragukan lagi. Kita hanya butuh motivasi dan pergerakan secara intens untuk mewujudkan Desa Paremono yang bebas sampah," kata Tri.
Puncak acara WCD di Paremono adalah buah kerjasama pemerintah desa dan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Magelang dalam rangka menanggulangi masalah sampah serta pelestarian lingkungan.
Kegiatan dilaksanakan antara lain, bersih sungai, senam sehat, gerakan pungut sampah dan seminar tentang penanggulangan sampah, pelestarian lingkungan.
Bupati Magelang Zaenal Arifin mengatakan, seiring peningkatan penduduk, pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya aktivitas manusia membawa dampak pada peningkatan timbunan sampah. Untuk itu kepedulian terhadap persoalan sampah menjadi satu hal wajib.
Ketidakseimbangan antara pertumbuhan ekonomi pesat dengan pengelolaan sampah membuat isu sampah menjadi semakin serius dihadapi pemerintah dan masyarakat. Sehingga, permasalahan sampah tidak hanya menjadi isu lokal, namun sudah menjadi isu global.
Bupati berpesan kepada masyarakat agar lebih peduli dengan kelestarian lingkungan. Terutama dalam menjaga mata air di sekitarnya dengan jangan menebangi pohon dan menggalakkan gerakan menanam pohon.
"Mata air itu sangat penting. Bila mata air di sekitar kita mulai berkurang malah hilang maka akan berdampak pada hasil pertanian yang mengancam ketahanan pangan kita," tandas Bupati Zaenal Arifin.
- Kementerian PUPR Gelontorkan Rp36 miliar untuk Bangun Arena Lomba Perahu Naga di Batang
- Pemkot Semarang Bakal Bangun Masjid Agung di Mijen
- Satpol PP Semarang Siap Segel Tower BTS Tanpa Izin