Pattiro Semarang meminta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah mengantisipasi penyalahgunaan kuota jalur afirmasi dalam penerimaan peserta didik tingkat SMA/ SMK tahun ajaran 2020/2021.
- Dapur Umum dan IOF Salatiga Salurkan Bantuan untuk 2 Dusun di Getasan
- Tahun 2021, Terjadi 78 Kali Bencana di Cilacap
- Dishub Siagakan Pos Pantau, Banyak Truk Langgar Aturan Operasional Di Silayur
Baca Juga
Melalui data yang dihimpun oleh Pattiro Semarang menunjukkan kuota jalur afirmasi yang disediakan SMA Negeri di Jawa Tengah sebanyak 17.159 kursi atau sebesar 15,4 % dari total keseluruhan daya tampung SMA Negeri yang sejumlah 110.863.
Dari jumlah tersebut kuota diperuntukkan untuk anak tenaga kesehatan dan tenaga pendukungnya yang menangani Covid-19 sejumlah 5.593 kursi atau sebesar 33% dari kuota afirmasi dan 5% dari total kursi yang tersedia.
Sedangkan, untuk kuota miskin sejumlah 11.566 kursi atau sebesar 67% dari kuota afirmasi dan 10% dari total kursi yang tersedia.
Selain itu, sampai hari ini beberapa kendala teknis masih terjadi dalam proses pendaftaran calon peserta didik baru jenjang SMA dan SMK Negeri di Jawa Tengah," kata Pegiat Pattiro Semarang, Syofii.
Dia melanjutkan, beberapa hal yang harus diantisipasi seperti transparansi data. Tenaga kesehatan dan tenaga pendukungnya sejak awal sehingga dapat dipantau publik.
Perlu adanya transparansi data calon peserta didik dari keluarga miskin yang dapat di pantau publik, sehingga kuota miskin tepat sasaran," terangnya.
Selain itu, lanjut dia, harus ada transparansi data calon peserta didik dari panti asuhan yang sudah diverifikasi yang dapat dipantau publik. Terutama panti asuhan yang dikelola masyarakat, supaya kuota tidak disalahgunakan.
- Kampleng, Si Penyandang Disabilitas Itu Kini Menempati Rumah Layak Huni
- Wali Kota Semarang Kunjungi Pondok Pesatren Pasca Bencana Tanah Longsor
- Jajaran Dishub Kota Salatiga Harus Responsif Cepat Tanggapi Keluhan Masyarakat