Kesaksian mantan Ketua DPR Setya Novanto yang menyebut dua kader utama PDIP Puan Maharani dan Pramono Anung terima aliran dana KTP-el adalah drama yang sengaja dibuat-buat.
- KPU Grobogan Bakal Rekrut 14,9 Ribu KPPS
- Partai Perindo Berikan Rekomendasi Dukung Paslon Rober Christanto-Adhe Eliana
- Relawan GP Mania Gerilya Menangkan Ganjar-Mahfud di Kota Solo
Baca Juga
Demikian ditegaskan Anggota Komisi III DPR asal Fraksi PDIP Masinton Pasaribu di Media Centen DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (23/3).
Dilansir Kantor Berita Politik RMOL, Masinton menyebutkan banyak kejanggalan dari keterangan yang diberikan Novanto. Dimana, Novanto mengaku bahwa dia tidak melihat langsung kapan dana itu diserahkan.
Selain itu, Novanto pada malam sebelum berlangsungnya sidang "buka-bukaan" juga menjalani proses pemeriksaan. Hal ini dicurigai Masinton, ada arahan dari KPK untuk membuat satu episode baru dengan menyebut Puan dan Pramono.
"Kita lihat rules dan rentetannya, malam sebelum persidangan itu kan beliau (Novanto) dilakukan pemeriksaan malam-malam di gedung KPK. Kemudian besoknya beliau menyampaikan persidangan, kita enggak tahu apa arahan dari dalam pemeriksaan itu," jelasnya.
Sama dengan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, Masinton meyakini apa yang dilakukan Novanto semata untuk mengincar posisi justice collaborator dengan menyebut nama-nama besar dalam kasusnya.
"Tentu ini dalam rangka pengajuan justice collaborator oleh Pak Setnov," pungkasnya.
- Ambil Formulir Pendaftaran Bacabup Demak di PDIP, Eisti'anah Siap Lanjutkan Kepemimpinan
- Ketua DPD Golkar Solo Daftar Bacalon Walikota Solo ke Gerindra
- PSHT Sukoharjo Sepakat Jaga Pemilu Damai