Pengakuan terdakwa kasus korupsi pengadaan proyek KTP-elektronik, Setya Novanto mengenai adanya aliran dana ke Puan Maharani dan Pramono Anung dinilai sebagai khayalan belaka.
- Sudah Mepet Waktu, Ratusan Surat Suara Pilkada Rembang Ditemukan Rusak
- Yuli Dion Resmi Menangkan Pilkada 2024
- Pengumuman Pendaftaran Resmi Diunggah, Parpol Bisa Segera Ajukan Calon
Baca Juga
Politikus PDI Perjuangan, Darmadi Durianto menilai pernyataan tersebut hanyalah khayalan Novanto.
Secara psikologi, khayalan tersebut dinamakan mythomania alias kebohongan seolah nyata dan hanya Novanto sendiri yang mempercayainya.
Hal itu menurutnya diperkuat dengan dengan seringnya Novanto menunjukkan perilaku aneh. Misalkan membisu saat ditanya majelis hakim hingga jawaban yang dianggap bohong oleh jaksa.
Selain itu, jika dicermati dari fakta-fakta persidangan sebelumnya, tak satupun kesaksian yang menyebut adanya keterlibatan Puan Maharani dan Pramono Anung.
"Bisa kita cermati dari seluruh pernyataan Made Oka Masagung, baik di BAP maupun di persidangan menegaskan bahwa Oka Masagung tidak pernah sekalipun menyebutkan nama sebagaimana disampaikan oleh SN (Setya Novanto)," ujarnya saat dikonfirmasi wartawan, Minggu (25/3) seperti dikutip Kantor Berita Politik RMOL
Darmadi menambahkan dugaan lain yang membuat Novanto mengeluarkan khayalannya lantaran dalam situasi tertekan dan berupaya keras untuk memperoleh predikat justice collaborator dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Tampilan psikologis orang seperti ini adalah mencoba menampilkan bahwa dirinya bukan designer," imbuhnya.
Menurut Darmadi yang disampaikan Novanto tidak memberi langsung uang kepada yang bersangkutan dan tak diperkuat fakta persidangan sebelumnya sehingga dalam KUHAP masuk dalam kategori testimonium de auditu.
"Jadi sangat lemah dan tidak lebih sebagai sensasi politik demi keringanan hukuman," demikian.
- 20 PPK Dilantik Siap Tidak Terima Suap dan Disanksi
- Mengaji Bersama Habib Syech, Ahmad Luthfi Dapatkan Dukungan Ribuan Syekhermania
- Hadiri Harlah Fatayat NU, Sukirman Minta Kader Bersama-sama Atasi Problem di Jawa Tengah