Peluang calon presiden alternatif di luar petahana Joko Widodo dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto masih sangat terbuka.
- Gerakan Bawaslu Temanggung Patroli Ke Desa Dan Kampung, Cegah Politik Uang
- Prabowo-Gibran Unggul dalam PSU di Jepara
- Kasus Suap Lapas Terulang, Menteri Yasonna Layak Dicopot
Baca Juga
Peneliti dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Salamudin Daeng mengatakan, sosok calon pemimpin alternatif diperlukan karena beberapa alasan. Pertama, Jokowi sudah jelas-jelas merupakan pimpinan ultra konservatif atau neliberal murni.
"Kebijakan Jokowi semuanya sangat pro pada liberalisisi ekonomi, privatisasi sektor publik dan komersialisasi hajat hidup orang banyak," kata Salamudin saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Senin (2/7).
Kebijakan neoliberalisme ini, lanjutnya, tampak jelas dalam kenaikan harga listrik, BBM, pendidikan dan kesehatan dalam tiga tahun terakhir.
"Jadi Jokowi bukan harapan mayoritas masyarakat yang menginginkan harga murah, BBM murah, listrik murah, dan pendidikan murah dan kesehatan murah," tegasnya.
Sementara Prabowo, lanjut Salamudin, sama sekali belum memperlihatkan pemikiran utuh untuk menjadi antitesa dari Jokowi. Prabowo belum secara terang-terangan mengemukakan haluan ekonomi yang dia mau tempuh.
Dengan demikian, secara umum masyarakat belum dapat melihat perbedaan Jokowi dengan Prabowo. Paling tidak perbedaan terkait masalah neoliberalisme infrastruktur, kenaikan harga BBM, kenaikan harga listrik, mahalnya biaya pendidikan dan kesehatan.
"Sehingga kalau mau elektabilitas Prabowo naik, maka harus memberikan garis tegas perbedaan tersebut dengan kubu penguasa," imbuh Salamudin.
Kondisi ini sekaligus membuka pintu lebar bagi calon presiden alternatif untuk menunjukkan kemampuannya dalam mengatasi ekonomi bangsa yang kian terpuruk.
"Peluang kandidat alternatif muncul jelas terbuka lebar, asal alternatif ini benar-benar mebedakan diri dengan Jokowi atau kubu penguasa, benar-benar anti nekolib, benar-benar marhaenis. Siapa dia? Wallahualam," pungkas Salamudin Daeng.
Terpisah, Direktur Eksekutif Indonesia Political Review, Ujang Komarudin beberapa waktu lalu mengatakan, calon alternatif itu bisa saja ekonom senior Dr. Rizal Ramli yang sudah menyatakan diri maju pada Pilpres 2019.
Dan pada acara Halal Bihalal yang diselenggarakan Universitas Bung Karno (UBK) pada Jumat kemarin, Prabowo dua kali memperkenalkan Rizal sebagai calon presiden. Dari kacamata politik, Ujang menilai aksi itu merupakan upaya Prabowo untuk memperkenalkan seorang capres alternatif.
- Prabowo-SBY Akan Bertemu, Salah Satunya Bahas AHY
- Resmi! Partai Demokrat Dukung Pasangan Fauzi Fallas - Ahmad Ridwan di Pilbup Batang 2024
- Jelang Pemilu 2024, Reklame Ilegal Makin Lama Makin Banyak