Pelukan Jokowi-Prabowo Sukses Ubah Tren Di Medsos

Momen pelukan Presiden Jokowi dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto usai pesilat Indonesia Hanifan Yudani Kusumah mendapat medali emas Asian Games, Rabu (29/8) lalu, telah membuat tren di media sosial (medsos) berubah.


Sebelum momen tersebut, medsos begitu sesak dengan saling hujat dan saling menjelekkan antara pendukung Jokowi dan Prabowo.

Kini tren berubah. Banyak warganet menyebut, pelukan itu telah membuat suasana menjadi adem. Kebiasaan saling serang dan saling hujat berkurang drastis.

Pelukan tersebut telah menurunkan ketegangan menjelang pilpres. Setelah momen langka itu, ada perubahan tren di media sosial," ucap anggota Fraksi Golkar TB Ace Hasan Syadzily kepada wartawan, Jumat (31/8).

Sebelum momen itu, kata Ace, politik terasa begitu panas. Bukan cuma antarelite, di masyarakat bawah juga terjadi. Perbedaan pandangan politik yang mulai terjadi pada Pemilu 2014 membuat hubungan masyarakat merenggang.

Di 2017, saat Pilkada DKI digelar, sekat-sekat di antara masyarakat semakin melebar. Apalagi, ada pihak yang selalu memanas-manasi dengan menggoreng segala isu.

Ada upaya yang mengkapitalisasi sentimen-sentimen yang seharusnya tidak diangkat, malah jadi sentimen publik. Persoalan agama, suku dan isu-isu yang tidak perlu diangkat, dan itu membuat polarisasi," ujarnya.

Makanya, dia amat bersyukur ketika masyarakat memberikan respons positif terhadap momen pelukan Jokowi-Prabowo. Ia berharap, masyarakat bisa memahami adanya kesamaan tujuan antara kedua bakal capres itu, yakni memajukan bangsa Indonesia. Makanya, Jokowi-Prabowo tetap mesra meski keduanya berasal dari kubu berseberangan dan akan bertarung di Pilpres 2019.

Ini merupakan cermin kita menghadapi Pilpres 2019 mendatang. Bahwa di Pilpres nanti, baik Pak Jokowi maupun Pak Prabowo, sama-sama maju demi bangsa Indonesia. Demi menuju terwujudnya bangsa Indonesia yang maju. Hanya posisi mereka saja yang berbeda," terangnya.