Profesor Sudarto SH, dikenal sebagai tokoh pendiri sekaligus pernah menjadi Rektor Universitas Diponegoro Semarang. Almarhum juga menjadi tokoh perumus awal Kitab Undang - Undang Hukum Pidana atau KUHP Nasional yang disahkan akhir tahun lalu.
- Pesantren Assalaam Kini Miliki Kolam Renang Olympic Syariah
- Demokrasi Pemilu IPM SMP Muhammadiyah PK Solo: Ada Debat dan e-voting
- PTMT di Salatiga Bertahap, Digelar Kapasitas 50 Persen
Baca Juga
Untuk mengenang jasa-jasanya semasa hidup, keluarga Profesor Soedarto menggelar acara peringatan 100 tahun almarhum Profesor Soedarto. Acara tersebut dilaksanakan di Hotel Tentrem Semarang, Sabtu, (11/2).
Peringatan 100 tahun almarhum Profesor Soedarto dihadiri oleh keluarga dan para tokoh nasional, termasuk yang dulu menjadi anak didik Prof Soedarto.
Tamu yang hadir itu, yakni mantan Jaksa Agung Hendarman Soepandji, Kepala LKPP Hendrar Prihadi yang juga mantan Walikota Semarang, Satya Arinanto Staf Khusus Wapres yang juga Guru Besar FHUI, Harrina Rahardjo Guru Besar FKUI, Guru Besar FH Undip Ani Purwanti serta Pujiyono, Mantan Gubernur Lemhannas Budi Susilo Soepandji, mantan Danpuspom TNI-AD yang saat ini Ketua Umum KSBN Hendardji Soepandji, Direktur Microsoft Indonesia Dwi Cahyo Nugroho, Rektor USM dan perwakilan Alumni PPRA LXIV Lemhannas.
Acara peringatan 100 tahun almarhum Profesor Sudarto diisi dengan talkshow yang membedah jasa-jasa Profesor Sudarto termasuk saat merumuskan KUHP yang baru saja disahkan.
Salah satu cucu Profesor Soedarto yaitu Dr. Kris Wijoyo Soepandji, S.H., M.P.P, yang bertindak sebagai moderator talkshow, sekaligus juga editor buku 100 tahun Profesor Sudarto memimpin peluncuran buku tersebut.
Pada momen yang sama juga didirikan Yayasan Profesor Soedarto yang akan mengembangkan penelitian dan sosialisasi nilai-nilai dan pemikiran yang telah Prof. Soedarto tekuni.
Cucu Prof Soedarto, Dr. Kris Wijoyo Soepandji S.H M.P.P dan Buku 100 Tahun Prof Soedarto.
"Dengan pendirian Yayasan Profesor Soedarto ini kami ingin berinteraksi lebih banyak lagi dengan berbagai macam lapisan masyarakat terutama dari institusi yang pernah beliau dirikan, seperti Undip, USM maupun Akpelni, tujuannya adalah nilai - nilai kedisiplinan, kesabaran, ketekunan, keikhlasan, kejujuran, serta nilai kasih sayang berdasarkan Ketuhanan yang ditinggalkan Prof Soedarto bisa terus bermanfaat bagi masyarakat," jelas Kris Wijoyo, yang merupakan dosen tetap FHUI dan alumni PPRA LXIV Lemhannas.
- Puluhan Penutur Asing Asal Australia Belajar Bahasa dan Budaya Indonesia di UKSW
- Sekolah di Batang Terapkan 100 Persen Tatap Muka
- KBRI Mendorong Mahasiswa Studi Lanjut Di Jerman