Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Magelang bersama UNICEF kini tengah getol menggeber program Penanganan Anal Tidak Sekolah (P-ATS).
- Sudah 90 Persen, Pertengahan Tahun Ini Mal Pelayanan Publik Beroperasi
- Gelar Paripurna Pengumuman Akhir Masa Jabatan, DPRD Sukoharjo 'Tetapkan' Bupati-Wakil Bupati Terpilih
- 21 OPD Sisihkan Rp7,7 Miliar untuk Sinergi dengan PKK Salatiga
Baca Juga
Pada 2021, kasus anak tidak sekolah di wilayah Kabupaten Magelang tercatat sebanyak 21.440 anak.
Kepala Bappeda dan Litbang Kabupaten Magelang, M Taufik Hidayat Yahya, mengemukakan hal itu dalam sosialisasi dan advokasi penanganan anak tidak sekolah
Hal ini disampaikan oleh, Kepala Bappeda dan Litbang Kabupaten Magelang, M Taufik Hidayat Yahya pada acara Sosialisasi Dan Advokasi P-ATS yang digelar di Ruang Joedodibroto, Kantor Utama Bank Bapas 69, Selasa (28/2/2023).
Kondisi begitu, menurut Taufik, menjadi perhatian UNICEF terutama Out Of School Children (OOSC) di Jawa Tengah.
Terkait itu, Kabupaten Magelang ditunjuk untuk bisa mengembalikan anak putus sekolah agar kembali bersekolah.
Pada 2022, lanjut Taufik, telah dilakukan piloting projek program P-ATS di empat desa.
Yakni, Desa Banyusidi, Kecamatan Pakis; Desa Sambeng (Borobudur); Desa Kembanglimus (Borobudur), dan Desa Kalisalak (Salaman).
"Tahun 2023 ini kita merencanakan akan mereplikasi program P-ATS di 27 desa yang merupakan desa binaan dari OPD di Kabupaten Magelang. Lalu ditambah delapan desa yang merupakan program KKN Universitas Tidar Magelang. Mereka (mahasiswa KKN akan membantu memfalidasi data terkaitan dengan ATS," katanya.
Taufik menyebut target pada tahun 2024, jumlah ATS di Kabupaten Magelang nol. Namun berdasarkan pengalaman, untuk mengembalikan ATS kembali bersekolah cukup sulit karena berbagai faktor.
Karena itu, pihaknya terus mendorong, terutama di desa, agar punya rencana untuk lebih memahami dan mendalami program P-ATS.
Ini merupakan rangkaian kegiatan yang akan dilaunching pada Mei 2023, sehingga akan menjadi suatu gerakan serentak untuk program P-ATS di Kabupaten Magelang dengan tagline 'Gumregah Bunga/Magelang Gumregah Bali Mlebu Ning Sekolah'
Sementara itu, PIC P-ATS di Kabupaten Magelang, Eko Triyono, mengapresiasi dan terus mendukung program P-ATS tersebut. Menurut dia, masalah anak tidak sekolah disebabkan oleh beberapa hal. Antara lain, masalah ekonomi dan pernikahan anak usia dini.
"Coba dicek di beberapa sekolah, khusus siswa putri begitu lulus SMP mungkin sudah banyak yang antre untuk dinikahi. Belum lagi masalah keterbatasan ekonomi orang tuanya, maka ini menjadi penting untuk diperhatikan," tandas Eko.
- Pemkab Karanganyar Dorong Pemenang Kreanova Segera Patenkan Hasil Inovasinya
- Hari HAN ke-52, Pj Wali Kota Salatiga : Kekerasan Terhadap Anak di Salatiga Didominasi Bullying
- Pj Gubernur Ajak Warga Jateng Berikan Penghargaan yang Tulus kepada Kaum Ibu