Pemkot Semarang akan Masifkan Sosialisasi Tentang Penyakit Gagal Ginjal Akut

Kasus gagal ginjal akut yang menyerang anak-anak yang ada di beberapa wilayah di Indonesia membuat Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang akan fokus pada penyakit tersebut.


Plt Walikota Semarang. Hevearita G. Rahayu mengatakan, meski di Kota Semarang belum ditemukan kasus tersebut, namun pihaknya akan tetap memperhatikan dengan serius jika kemungkinan kasus tersebut ditemukan di Kota Semarang.

Ita, sapaan akrabnya, mengatakan selain Covid-19 dan DBD, gagal ginjal akut yang banyak menyerang anak-anak juga harus di waspadai terutama bagi para orang tua. 

“Kami telah menyampaikan kepada Kepala Dinkes Kota Semarang agar segera melakukan percepatan penanganan, jika ada temuan kasus serupa,” kata Ita, Jumat (21/10).

Ita meminta kepada Dinas Kesehatan untuk bisa melakukan sosialisasi secara masif kepada masyarakat Kota Semarang tentang gejala hingga penanganan dini yang harus dilakukan ketika seorang anak terindikasi penyakit gagal ginjal akut.

“Karena banyak orang tua dan anak belum mengetahui gejala gagal ginjal akut, jadi sosialisasi masif harus segera dilakukan,” bebernya.

Ita sendiri mengaku baru mengetahui kasus ini setelah melihat beberapa kasus yang terjadi pada anak di beberapa daerah di Indonesia.

“Kami juga baru tahu kalau ada kasus tersebut dan ada beberapa obat yang efeknya memicu gagal ginjal akut pada anak,” ungkapnya.

Ita berharap, para orang tua yang memiliki anak yang tengah sakit dengan gejala seperti pada penyakit gagal ginjal akut ini bisa langsung mendatangi fasilitas kesehatan untuk mendapatkan penanganan medis secara tepat.

“Kalau segera mendapatkan penanganan medis tentunya penderita gagal ginjal akan tertolong,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, M. Abdul Hakam memastikan jika hingga saat ini belum ada kasus gagal ginjal akut uang terjadi di Kota Semarang.

Dirinya menghimbau kepada masyarakat khususnya yang memiliki anak untuk selalu memberikan makanan bergizi dan menghindari makanan yang bisa menjadi oksidan pada tubuh.

”Sebaiknya makan bergizi, hindari makanan yang bisa menjadi oksidan pada tubuh kita, misalnya pengawet, makanan yang dibakar,” terang Hakam.