Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang mengadakan lomba Kelola Sampah di Lingkungan Kita (Lampah Kita) yang dimulai pada 25 September - 15 Oktober 2023.
- 60 Jurnalis dari Jawa Timur Kunjungi Pabrik Semen Gresik Rembang
- Pemilik Produk Kuliner Diingatkan Perhatikan Talent Iklan
- Pertamax Naik, Tapi Belum Capai Harga Keekonomian. Ini Kata Pengamat
Baca Juga
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Semarang, Bambang Suranggono mengatakan ada empat kategori dan satu inovasi yang dilombakan. Peserta lomba wajib mengirimkan video berdurasi maksimal 5 menit yang kemudian akan dilakukan pemeringkatan.
Ditargetkan peserta yang ikut adalah 10.595 sesuai dengan jumlah RT di 177 Kelurahan yang ada di Kota Semarang. Nantinya akN dipilih 177 video terbaik yang didalamnya tercermin kegiatan pengelolaan sampah dari tingkat RT, RW hingga Kecamatan.
"Harapannya yang terbaik mewakili setiap kelurahan," kata Bambang saat menggelar konferensi pers di GOR Merah di Ngaliyan Kota Semarang, Kamis (21/9).
Nantinya setelah video diberikan pemeringkatan maka akan dilakukan penilaian melalui verifikasi lapangan yang akan dilakukan di 4 wilayah UPTD yang meliputi 16 Kecamatan. Tim penilai, lanjut Bambang, terdiri dari pakar lingkungan hingga akademisi perguruan tinggi.
"Setelah verifikasi lapangan akan mendapat juara dengan 4 kategori dan 1 inovasi yang puncaknya akan diserahkan oleh Bu Walikota pada bulan November dengan tema semangat hari pahlawan," paparnya.
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan adanya Lampah Kita bertujuan untuk mengelola sampah mulai dari hulu hingga hilir. Hal ini juga dalam rangka menghindari penumpukan sampah di TPA Jatibarang.
"Jadi kebakaran di TPA kemarin adalah hasil dari tumpukan sampah pasif yang sejak 2015 tidak terkelola," kata Ita, sapaan akrabnya.
Sampah dari masyarakat yang dikirim ke TPA Jatibarang per hari nya bisa mencapai 1000 ton. Artinya, kapasitas pengelolaan dan tumpukan sampah tidak seimbang.
Ita menerangkan melalui Lampah Kita diharapkan bisa mengurangi penumpukan sampah hingga 30 persen dan pengurangan pengangkutan sampah sebanyak 70 persen jika sampah-sampah dapat dikelola sejak dari rumah tangga.
"Lomba ini berbasis video dengan kategori lingkungan pendidikan, masyarakat, pasar, rumah sakit, dan pabrik agar kita mengetahui cara pengelolaan sampahnya bagaimana dan muara pembuangannya seperti apa," bebernya.
Sementara untuk kategori perguran tinggi, yang dilombakan adalah inovasi teknologi pengelolaan sampah berbasis rumah tangga. Pasalnya, menurut Ita, perguran tinggi adalah pusat keilmuan dan inovasi yang perlu dimaksimalkan potensinya.
"Total hadiahnya Rp 189 juta loh. Dan untuk juara 1 hadiahnya sekitar Rp 20 juta," pungkasnya.
- Lapor Bu Amalia, Ini Aspirasi Pedagang di Pusat Kuliner Banjarnegara!
- Indonesia-Malaysia Upayakan Hapus Diskriminasi Kelapa Sawit
- Petani Tembakau Wonosobo Didorong Produksi Sendiri Dalam Pabrik Rokok Lokal