Pemkot Semarang Gelar Temu Pelaku Bisnis IKM

Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang melalui Dinas Perindustrian (Disperin) Kota Semarang mengadakan temu pelaku usaha Industri Kecil Menengah (IKM) untuk memperkuat jejaring usaha bagi para pelaku usaha IKM.


Kepala Dinas Perindustrian Kota Semarang, Tri Supriyanto, mengatakan perkembangan IKM Kota Semarang masih dihadapkan beberapa permasalahan dalam mendukung pencapaian prioritas Kota Semarang dalam perencanaan tahunan. 

Tri menyebut mulai dari peningkatan pertumbuhan ekonomi yang inklusif, kreatif dan berkelanjutan, dengan fokus salah satunya adalah peningkatan nilai ekonomi industri kecil menengah.

Dalam hal ini ia melihat kontribusi kategori Industri pengolahan terhadap PDRB ditargetkan terus meningkat setiap tahun, dimana dimana tahun 2021 mencapai sebesar 27,92 persen dan dalam target RPKD Tahun 2023 ditargetkan mencapai 28,7 persen.

“Permasalahan yang masih dihadapi IKM Kota Semarang saat ini terkait dengan kemampuan manajemen usaha, kualitas sumber daya manusia (SDM) yang masih terbatas, serta lemahnya akses ke lembaga keuangan khususnya perbankan serta mitra bisnis potensial,” kata Tri di Gedung Oudetrap, Rabu (21/12).

Tri menyampaikan bahwa kondisi ini disebabkan oleh belum adanya manajemen keuangan yang transpran maupun kurangnya kemampuan manajerial dan finansial dalam mengelola Bisnis itu sendiri. 

Selain itu IKM masih berorientasi pada end customer mindset sehingga hanya berfokus untuk mencari konsumen akhir yang hanya memiliki daya beli rendah. 

Hal inilah, lanjut Tri, yang masih menjadi permasalahan yang dihadapi oleh Pelaku IKM di Kota Semarang. Pelaku IKM belum mampu untuk mendapatkan pembeli, penyedia bahan baku, mitra distributor serta pemberi dana dalam skala yang besar menjadi kelemahan utama pelaku IKM.

“20 Sentra IKM di Kota Semarang memperlihatkan bahwa potensi unggulan di tiap kecamatan di Kota Semarang dijadikan landmark di masing-masing kecamatan. Adanya landmark dengan desain Sentra IKM pada setiap kecamatan berfungsi sebagai identitas kawasan kecamatan, penguatan citra kawasan (ikonisasi), dan orientasi diri bagi wisatawan,” paparnya.

Saat ini, Dinas Perindustrian Kota Semarang bekerjasama dengan Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Sumberdaya Pembangunan telah melaksanakan pemberdayaan kepada 3 Sentra IKM di Kota Semarang.

Seperti di Kecamatan Semarang Timur dengan Sentra Industri Kecil Menengah (IKM) logam di Kawasan Industri Wijaya Kusuma (KIW) dengan produk unggulan berupa aneka hasil industri pengolahan logam.

Kemudian Kecamatan Gunungpati dengan Sentra IKM Batik Warna Alami atau disebut Kampung Batik Malon dengan produk unggulan berupa Batik Warna Alam dan Kampung Batik Meteseh.

Ketua LPPSP, Indra Kertati mengatakan pemberdayaan IKM Kota Semarang yang telah dilakukan bersama Dinas Perindustrian Kota Semarang melalui penguatan kapasitas kelembagaan Sentra IKM dan penyelenggaraan sebuah forum yang didalamnya mempertemukan pelaku IKM dengan beberapa sektor potensial atau biasa disebut dengan Business Matchmaking atau Temu Bisnis.