Plt. Wali kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu bersama beberapa kepala OPD, meninjau lokasi bencana yang disebabkan curah hujan ekstrim yang terjadi pada hari Minggu (6/11) lalu.
- Pemkot Semarang Lakukan Gerakan Menanam dan Kerja Bakti Serentak
- Pemkot Semarang Launching Germas serentak di 177 Kelurahan Atasi Stunting
- Pemkot Semarang Salurkan Bantuan Kepada Korban Banjir Dari Tiga CSR
Baca Juga
Kali ini, Ita, sapaan akrab Plt wali kota turun ke lapangan meninjau lokasi musibah di Kecamatan Gunungpati. Setidaknya, ada tiga lokasi yang mengalami bencana yakni Kelurahan Kalisegoro berupa tebing longsor serta jalan amblas yang terjadi di Kampung Jawi dan Perumahan Greenwood.
“Dari hasil tinjauan sementara kita temukan bahwa banyak bangunan yang tidak sesuai. Jadi ada bangunan yang bawahnya ada sungainya sehingga ini yang berpotensi aktif bisa terjadi longsor. Memang kendalanya adalah tanah itu milik pribadi atau perorangan sehingga diperlukan nantinya ada mekanisme pembagian tanahnya,” kata Ita, Kamis (10/11).
Dirinya juga menerangkan bahwa sungai di Kampung Jawi bentuknya tidak lurus sehingga jika ada aliran air yang deras atau banjir bandang, air cenderung menabrak tanah yang lurus di depannya sehingga membuat tanah tersebut mudah terkikis. Menurut Ita, salah satu alternatif solusi yang bisa diambil adalah ‘merenovasi’ sungai sedemikian rupa agar menjadi lurus.
Sebagai penanganan sementara, pihaknya melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Semarang berkolaborasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana telah memasang bronjong sepanjang 75 meter di sungai.
“Sungai Kripik ini kan wewenangnya BBWS (dalam pengelolaannya). Tapi karena kebanyakan warga yang tinggal di sekitarnya adalah masyarakat Kota Semarang, sebagai pemerintah apapun akan kami lakukan untuk memberikan penanganan segera,” bebernya.
“Saya juga sudah ketemu BBWS dan mohon untuk bisa mereview semua sepanjang kali. Karena ini juga melewati perumahan dan sebenarnya merupakan desa wisata, wilayah pariwisata agritourism sehingga kami juga berharap dari BBWS juga bisa menangani lokasi ini,” imbuhnya.
Terkait dengan jalan amblas di Perumahan Greenwood, menurut Ita, salah satu kendala yang ada di sana adalah pihak pengembang belum menyerahkan Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum (PSU) kepada Pemerintah Kota Semarang. Padahal serah terima PSU perlu dilakukan untuk dapat dikelola secara resmi oleh Pemerintah Kota Semarang.
Namun, jika pihak pengembang atau developer tidak diketahui keberadaannya, warga setempat dapat membuat surat yang diketahui oleh lurah dan camat. Kemmudian Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Semarang akan melakukan tindak lanjut.
- Mbak Ita Optimistis Kunjungan Wisata di Kota Semarang Meningkat Saat Akhir Tahun
- Harga Beras Merangkak Naik, Wali Kota Semarang Minta 'Garang Asem' Digencarkan
- Sidak Reservoir PDAM, Wali Kota Semarang Sebut Persediaan Air Cukup Sampai Desember