Menghadapi isu penyebaran virus Corona atau COVID-19 di Indonesia, Pemerintah Kota Semarang terus berupaya melakukan sejumlah langkah strategis penanggulangan.
- Cegah Penyakit Degeneratif, BPJS Kesehatan Genjot Skrinning Riwayat Kesehatan
- 20 Daerah PPKM Level 3 di Jateng Diminta Genjot Vaksinasi
- Petugas PIPP Rumah Sakit Berperan Penting Perkuat Kepuasan Peserta JKN
Baca Juga
Tak kurang dari anggaran sebesar Rp27 Milyar siap digelontorkan oleh instansi yang dipimpin oleh Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi tersebut.
Dana yang bersumber dari pergeseran APBD Pemerintah Kota Semarang serta dana tak terduga itu nantinya akan digunakan untuk membeli sejumlah peralatan medis, obat, vitamin, cairan antiseptik, disinfektan, pakaian pelindung diri, serta kapsul evakuasi untuk membawa masyarakat yang positif teridentifikasi virus Corona.
Tak hanya itu, dana tersebut juga nantinya akan digunakan untuk melakukan lebih dari 10 ribu Rapid Diagnostic Test (RDT) kepada masyarakat di Kota Semarang, terkhusus yang ada dalam kategori Orang Dalam Pantauan (ODP).
Adapun secara rinci sebanyak 2.480 Rapid Test dilakukan oleh RSUD KRMT Wongsonegoro Kota Semarang dan 7.920 Rapid Test dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Semarang.
Kategori ODP sendiri ditetapkan bagi masyarakat yang dalam 14 hari belakangan bepergian ke luar kota maupun luar negeri, atau yang pernah berinteraksi dengan pasien positif Corona.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Abdul Hakam mengungkapkan, dari total anggaran sekitar Rp27 Milyar, untuk Dinas Kesehatan Kota Semarang teralokasi sekitar Rp11 Milyar dan sisanya dialokasikan guna keperluan RSUD KRMT Wongsonegoro.
"Penggunanaan anggaran tersebut khusus untuk penanggulangan COVID-19 di Kota Semarang, mulai dari pengadaan tablet klorin sebagai disinfektan, kapsul evakuasi, dacron swab, sampai RDT," jelas Hakam.
"Rapid Diagnostic Test sendiri kalau dengan yang dilakukan di RSWN (RSUD) KRMT WONGSONEGORO) ada 10 ribu lebih," pungkasnya.
Di sisi lain, Direktur RSUD KRMT Wongsonegoro, Susi Herawati menyebutkan jika Rapid Test merupakan langkah awal yang cepat untuk mengidentifikasi Corona.
"Rapid Test ini akan kita lakukan dengan mengambil sample darah, kalau positif akan kita lakukan dengan swab tenggorokan, kemudian kita kirim ke lab," tutur Susi.
"Tapi nanti kalau kita lakukan Rapid Test hasilnya negatif, di hari ke-7 sampai ke-10 akan kita test lagi, kalau tetap negatif berarti yang bersangkutan kita nyatakan negatif," tambahnya.
- PPKM Level 3 Berlanjut, Pemkot Semarang Genjot Vaksinasi
- Anggap Cuci Darah Layaknya ke Salon, Kehadiran BPJS Kesehatan Bagaikan Malaikat Penolong
- Ribuan Kader Posyandu di Kudus, Dikerahkan Bantu Layanan Faskes Warga