Pemprov Jateng Lirik Pengolahan Sampah Plastik Rewang di Batang

Kepala BRIDA Jateng Mohammad Arief Irwanto meninjau  pengolahan sampah KSM Rewang TPS3R yang berada di Desa Semampir Kecamatan Reban Kabupaten Batang. RMOL Jateng
Kepala BRIDA Jateng Mohammad Arief Irwanto meninjau pengolahan sampah KSM Rewang TPS3R yang berada di Desa Semampir Kecamatan Reban Kabupaten Batang. RMOL Jateng

Inovasi pengolahan sampah KSM Rewang TPS3R di Desa Semampir, Kecamatan Reban, Kabupaten Batang, dilirik pemerintah Provinsi Jawa Tengah.


Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Jawa Tengah mendatangi langsung lokasi pengolahan sampah dikelola kelompok masyarakat itu.

KSM Rewang Desa Semampir menerapkan Reuse, Reduce dan Recycle (TPS3R). Mereka mengolah sampah plastik menjadi beberapa produk, mulai dari produk organik (pupuk kandang hingga produksi magot). Lalu juga residu sampah plastik sebagai bahan bakar.

"Menurutnya pengolahan sampah plastik menjadi solusi. Dan tidak harus menunggu 1000 tahun untuk bisa diurai tanah," kata Kepala BRIDA Jateng Mohammad Arief Irwanto, Kamis (26/10).

Ia menyebut, pemilahan sampah hingga pengolahan sampah plastik bisa juga menjadi Bahan Bakar Minyak (BBM). Pemilihan dari sisi organik bisa untuk  pupuk, hinggamagot.

Arief juga menambahkan hasil.olahan limbah plastik yang menjadi BBM bisa juga menghasilkan aspal. Lembaga pengolah sampah bisa bekerja sama dengan DPUPR hingga BUMDES  untuk mengelolanya.

"Sebenarnya solusi-solusi di pemerintah daerah di masyarakat bisa dibangun dengan teknologi-teknologi yang kemarin telah diaplikasikan di beberapa tempat yaitu sampah plastik jadi BBM," ungkapnya Mohammad Arief Irwanto. 

Contohnya, ada mampu menghasilkan 1 liter BBM dari 1 Kilogram Sampah. Hasilnya petasol itu seperti bensin. Kemudian kedua semacam solar, dan ketiga bisa dijadikan minyak tanah,.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Batang, A Handy Haki mengapresiasi inovasinya. Sebab, bisa mengatasi masalah sampah di Kabupaten Batang. 

"Alat itu sangat membantu tapi tidak dalam jangka pendek, karena pengolahan sampah itu ada yang dalam waktu cepat ada dalam menengah dan jangka panjang. Ini lebih ke menengah atau panjang?" ungkapnya. 

Handy Hakim juga menyatakan belum mengetahui secara persis kemampuan alat pengolah sampah KSM Rewang TPS3R. Ia menyebut kebutuhannya mencapai 150 ton per hari.

Menurutnya, alat itu bisa efektif untuk level desa dan kelurahan. Namun masalahnya, ketika alat mesin tersebut dibeli diharapkan masyarakat mau mengolah sampah dan merawat serta mengoperasikan mesin dengan baik. 

"Sehingga harus ada sosialisasi terlebih dahulu sebelum pengadaan mesin pengolah sampah," jelasnya.