Ibadah Waisak umat Buddha Theravada Indonesia di vihara Bodhi Dharma, Kota Pekalongan, berlangsung khidmat.
- Dishub Sukoharjo Launching e-Kir, Tanpa Antrian Bayar Langsung Uji Kir Fisik
- Tak Dapat Tunjukkan Surat Uji KIR, 19 Kendaraan Diamankan Dishub dan Satlantas Polrestabes Semarang
- Kapolres Sukoharjo Bantu Kursi Roda Untuk Kembar Polio
Baca Juga
Puluhan umat Buddha tampak merayakan Hari Trisuci Waisak 2566 TB/2022. Dalam ceramahnya, Bikkhu Bhante Jayaratano menyampaikan, bahwa tidak perlu iri dengan kehidupan orang lain.
"Kehidupan mereka saat ini merupakan tabungan kebajikan di kehidupan masa lampau. Kebaikan itu terakumulasi, itulah uniknya hukum karma," katanya, Senin (16/5).
Ia mengatakan, tiap individu harusnya termotivasi untuk berbuat kebaikan. Menabung kebaikan agar kehidupan setelah ini menjadi lebih baik. Bikkhu Bhante Jayaratano juga menyampaikan, kesempurnaan kehidupan manusia bisa melihat sang Buddha. Mulai dari lahir, sukses hingga meninggal di waktu yang sama.
Ia juga menyinggung kehidupan saat ini yang bersinggungan dengan media sosial. Menurutnya, media sosial bisa menjadi racun atau madu.
"Silakan digunakan untuk manfaat. Kalau digunakan baik bisa bermanfaat, kalau tidak bisa jadi racun," ucapnya.
Pemuka agama Buddha itu juga menyinggung soal kekerasan atau bullying melalui ucapan. Menurutnya, bullying bisa menyakiti orang lain hingga menyebarkan ujaran kebencian serta hoaks.
Ia juga menyebut beberapa bentuk kekerasan lain yaitu selingkuh, hingga berkata kasar. Baginya, dalam beragama perlu moderasi yaitu tidak ekstrem kanan atau kiri.
"Moderasi beragama pengurangan tindakan- tindakan kekerasan. Tidak ekstrem seperti menyakiti diri sendiri," jelasnya.
- Pemprov Jateng Rumuskan Strategi Pembangunan Memanfaatkan Teknologi Geospasial
- Tangis Haru Warga Jepara, Saat Rumahnya Selesai Direhab Polres Setempat
- Rencana Feeder Umrah Bandara JBS Langkah Awal Menuju Penerbangan Umum