Sejak beberapa tahun terakhir, coffee shop atau kedai kopi tumbuh
subur di berbagai kota di Indonesia.
- BPR BKK Lasem Salurkan Kredit Rp500 Miliar Lebih
- Smartfren Siap Hadapi Trafik Internet Saat Pergantian Tahun
- Longgarkan Likuiditas Bank, BI Kudu Kocok Ulang Aturan GWM
Baca Juga
Sejak beberapa tahun terakhir, coffee shop atau kedai kopi tumbuh subur di berbagai kota di Indonesia.
Keberadaan tempat ngopi dan nongkrong itu bak cendawan di musim hujan. Hebatnya lagi, bisnis minuman kopi tidak hanya membidik konsumen kelas menengah ke atas tetapi juga kalangan menengah ke bawah.
Pandemi Covid-19 membuat semua pelaku ekonomi berteriak, tak terkecuali pengelola kedai kopi. Meski begitu, secara umum, tempat ngopi dianggap mampu bertahan di kala pandemi.
Walau kebebasan berinteraksi sosial terbatas, pandemi ini dinilai tak terlalu berdampak signifikan pada antusiasme warga untuk nongkrong di kedai kopi.
Hal tersebut diungkapkan oleh Rain Samudera, pengelola Revo-G Cafe Yogyakarta yang juga merupakan konsultan coffee shop di berbagai kota di pulau Jawa.
"Coffee shop bisa bertahan hidup karena rata-rata pengelolanya mampu menjaga jaringan atau komunitas yang terbiasa ngopi di situ. Sebagian juga mengimbangi tekanan pandemi dengan melayani penjualan secara online,†ujar Rain, Senin (22/3), dikutip dari Kantor Berita RMOL.
Di masa pandemi ini, kata Rain, pihak pengelola kedai kopi atau barista dituntut menjadi komunikator yang baik bagi para pelanggan. Mereka, misalnya, harus mampu memberikan pemahaman pada para ngopiers†agar tidak kecewa saat jam operasional kafe dipangkas lantaran adanya kebijakan pembatasan yang diterapkan pemerintah.
"Hal itu tentu menjadi tantangan kami. Sebab, waktu ngopi yang dipilih pelanggan merupakan bagian dari budaya ngopi yang sudah terbentuk," lanjutnya.
Lebih lanjut Rain menjelaskan bahwa coffee shop yang paling jaya di era sulit ini adalah coffee shop yang memiliki konsep yang bagus. Coffee shop yang dianggap pas, justru bukan yang berfokus pada jualan kopi saja.
"Coffee shop itu bisa saja core business-nya working space atau jualan tanaman. Coffee shop hanya jadi pendamping di situ. Atau, bisa juga berkonsep sebagai tempat bermain atau tempat nongkrong yang nyaman dengan wifi yang kuat," tandasnya.
- Rangkul Perbankan Syariah, Hadirkan Literasi Cegah Judi Online Dikalangan Mahasiswa UMKU
- Berkunjung ke Pabrik, 12 Distributor dari 4 Negara Kagumi Proses Produksi Sido Muncul
- Mentan: Operasi Pasar Telur Juga Untungkan Peternak