Pecahnya beberapa pengurus cabang olah raga Tenis Meja, Karate, dan Tae Kwondo di Indonesia tidak membuat Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Semarang bergeming. Dispora mengaku akan tetap menjalankan aturan yang berlaku serta bersinergi dengan Komite olah Raga Nasional Indonesia (KONI) Kota Semarang.
- Cabor Tenis Meja APG 2022 Dipindah ke Sport Hall Terminal Tirtonadi Solo
- Dampak Peparnas XVII Solo: Naikkan Kunjungan Wisatawan Dan Buka Peluang Investasi
- TRAMP Gelar Pendakian Legendaris Dalam Rangka Sumpah Pemuda Ke-96
Baca Juga
"Kami tetap lakukan koordinasi dengan KONI, baik pusat, provinsi, maupun kota. Tugas kami tetap memberikan dukungan kepada para atlit. Nah, yang sementara ini diakui oleh KONI kan PBTI, PB Forki, dan PB PTMSI. Kami ngikut KONI,"kata Kepala Dispora Kota Semarang, Gurun Risyadmoko, dihubungi Senin (12/2).
Diungkapkan Gurun, pihaknya memberikan dukungan kepada siapapun yang ingin memajukan olah raga di Semarang. Namun demikian, lanjut dia, memang perlu ada uji materi terkait kepengurusan cabang olah raga. Menurutnya selama ini Pemerintah Kota Semarang tetap mengacu pada KONI.
"Kami beri dukungan kepada semua pihak. Waktu diundang kami datang, itu bentuk dukungan kami. Kalau yang lainnya, perlu dikaji lebih jauh lagi,"imbuhnya.
Sementara, Sekretaris Umum KONI Semarang, Yuswo Supatmo menanggapi perpecahan pengurus cabang olah raga ini merupakan hal yang bisa saja terjadi. Bagi dia, KONI Semarang masih menunggu kejelasan dari masing masing pengurus cabor. Tak hanya itu, pihaknya juga menunggu fasilitasi dari KONI Jateng, untuk menyelesaikan persoalan tersebut.
"Kalau yang karate sama tae kwondo sudah jelas, tidak ada masalah. Kalau yang tenis meja ini, kami masih menunggu kejelasannya,"ungkap Yuswo.
Yuswo mengungkapkan apabila persoalan semakin berlarut-larut, pihaknya akan mengambil sikap. Soalnya, papar dia, KONI Semarang harus segera menyiapkan atlit dan pelatih untuk menghadapi Pekan Olah Raga Provinsi (PORPROV). Meski demikian, Yuswo berharap agar kedua belah pihak dari PP PTMSI dan PB PTMSI bisa duduk bersama dan menyelesaikan persoalan mereka.
"Nanti, kalau bertele-tele ya akan kami ambil sikap. Draft pemain pelatih sudah ada, tinggal kami jalankan,"imbuhnya.
Yuswo juga mengatakan, berkaitan dengan dana bantuan kepada cabang olah raga. Bagi dia, persoalan dualisme yang sedang terjadi akan sangat membingungkan. Oleh karena itu, KONI juga mengambil sikap untuk menunda penyerahan dana bantuan bagi cabang olah raga.
"Kan yang tenis meja itu, ada dua kubu. Yang satu dilantik oleh KONI yakni PB PTMSI. Yang satunya oleh Komite Olimpiade Indonesia (KOI),"pungkasnya.
- Jelang Liga 4, Persibat Intens Ujicoba
- KONI Kota Semarang Gelar Tes Berkala Atlet PSE
- Joko Ribowo Resmi Perkuat Gawang PSIS