Paradigma sebagai negara besar mengharuskan Indonesia keluar dari zona nyaman dan mencari pangsa pasar baru untuk perdagangan, investasi dan pariwisata.
- Pasukan Zikon Bawa Alat Berat ke Lokasi Gempa NTB
- Waketum DPP Gerindra : Ini Faktor Jokowi Belum Umumkan Siapa Pendamping Di Pilpres
- Ratna: Jokowi Jangan Provokasi Rakyat Berkelahi
Baca Juga
Melalui paradigma tersebut, peran diplomat sangat tinggi terlebih untuk menjembatani pergaulan bangsa Indonesia dengan negara-negara di kawasan dan dunia.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong. Ia menyampaikan pandangan ini kepada para diplomat peserta Sekolah Staf dan Pimpinan Luar Negeri (Sesparlu) angkatan ke-59 di Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat), Kemenlu, Jakarta Rabu (24/7).
"Kita telah masuk dalam one trillion dollar club," tuturnya sambil menegaskan Indonesia sebagai kekuatan ekonomi terbesar ke-16 dunia.
Diiangatkan bahwa kerja keras bersama yang dilakukan pemerintah dalam beberapa tahun terakhir telah membuahkan hasil, sebelumnya perekonomian didominasi kegiatan konsumsi kini beralih ke produksi dan investasi.
"Indonesia telah mendapatkan peningkatan kepercayaan. Antara lain peringkat ease of doing business pada 2018 yang naik dari posisi 91 ke 72. Indonesia tercatat sebagai Top Improvers," tutur lembong
"Indonesia juga memperoleh investment grade BBB dari Standard and Poor's, Moody's, Fitch, JCRA dan R&I. Global Competitiveness Index Indonesia pada 2017-2018 dari peringkat ke-91 menjadi ke-36," lanjutnya.
Dalama acara itu, Direktur Sesparlu, June Kuncoro Hadiningrat, juga mengatakan peningkatan kepercayaan ini juga disertai dengan ekonomi Indonesia yang lebih baik.
"Laju ekonomi Indonesia saat ini, didorong oleh kekuatan semakin tingginya kelas menengah dan generasi milenial," paparnya.
- Pasukan Zikon Bawa Alat Berat ke Lokasi Gempa NTB
- Waketum DPP Gerindra : Ini Faktor Jokowi Belum Umumkan Siapa Pendamping Di Pilpres
- Relawan Minta PNS Doakan Jokowi Menang